Tokoh Dan
Penokohan
A. Teori Tokoh dan
Penokohan
Tokoh dan penokohan merupakan unsur
penting dalam karya naratif. Plot boleh saja dipandang sebagai tulang punggung
cerita, namun kita pun dapat mempersoalkan: “Siapa yang diceritakan itu?”,
“Siapa yang melakukan sesuatu dan dikenai sesuatu, “sesuatu” yang dalam plot
disebut peristiwa. “siapa pembuat konflik”, dan lain-lain adalh urusan tokoh
dan penokohan. (Nurgiyantoro.2005:164).
B.Definisi Tokoh
Menurut Nurgiyantoro (2005:165), istilah tokoh merujuk pada
orangnya dan pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan karakter menunjuk pada sifat
dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca. Lebih menunjuk pada
kualitas pribadi seorang tokoh.
Abrams dalam Nurgiyantoro
(2005:165), mengungkapkan bahwa tokoh cerita (karakter) adalah orang-orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang ditafsirkan oleh pembaca
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam
ucapan dan apa yang diakukan dalam tindakan.
Tokoh adalah individu rekaan yang
mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai cerita dan pada umumnya
tokoh berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang
diinsankan. (Sudjiman, 1991:16)
Secara singkat dapat disimpulkan
bahwa tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya
naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam
tindakan.
Berdasarkan fungsi tokoh dalam
cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh
bawahan.
1. Tokoh sentral
Adalah tokoh yang banyak
mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tokoh
sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokoh yang membawakan
perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
b. Tokoh
sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yang membawakan
perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai
negatif.
2. Tokoh bawahan
Adalah
tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan
menjadi
tiga,
yaitu
a. Tokoh
andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercataan tokoh
sentral (protagonist atau antagonis).
b. Tokoh
tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam
peristiwa cerita.
c. Tokoh
lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai
latar cerita saja.
Berdasarkan
cara menampikan perwatakannya, tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Tokoh
datar/sederhana/pipih.
Yaitu tokoh yang diungkapkan atau
disoroti dari satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit
sekali berubah, atau bahkan tidak berubah sama sekali (misalnya tokoh kartun,
dan film animasi).
2. Tokoh
bulat/komplek/bundar.
Yaitu tokoh yang seluruh segi
wataknya diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami perubahan
watak.
C. Definisi Penokohan
Penokohan dan karakterisasi sering
juga disamakan, artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan
tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita ( Nurgiyantoro, 2005:165 ).
Jones dalam Nurgiyantoro (2005:165)
mengungkapkan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Menurut Stanton dalam Nurgiyantoro
(2005:165), penggunaan istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa inggris menyaran pada dua pengertian
yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai
sikap, ketertarikan, keinginan , emosi, dan prinsip moral yang dimiliki
tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian, menurut Nurgiyantoro (2005:165),
karakter dapat berartu “pelaku cerita” dan dapat pula berarti “perwatakan”.
Antara seorang tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya, memang merupakan suatu
kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu, tak jarang, langsung
mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang dimiliknya.
Menurut Jones dalam Nurgiyantoro
(2005:166), istilah “penokohan” lebih
luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan”, karena “penokohan” sekaligus mencakup masalah
siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya
dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada
pembaca. Penokohan sekaligus menyarankan
pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.
Menurut Sudjiman (1991:58),
penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Tokoh-tokoh
perlu menggambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar
kualitas tokoh, nalar, jiwanya dikenal oleh pembacanya
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah
pelukisan atau gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam
sebuah cerita yang dapat berupa keadaan lahiriyah atau batiniah. Jadi,
penokohan dalam cerita pendek merupakan unsur pembangun yang kehadirannya
sangat dibutuhkan untuk menghidupkan tokoh dalam cerita.
Ada beberapa metode penyajian watak dalam penokohan tokoh, yaitu:
1. Metode
analitis/langsung/diskursif. Yaitu
penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.
2. Metode
dramatik/taklangsung/ragaan. Yaitu
penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang
disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari
gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
3. Metode
kontekstual. Yaitu penyajian watak
tokoh melalui gaya bahasa yang dipakai pengarang.
Menurut Jakob
Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu:
1.
Melalui apa
yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama sebagaimana
ia bersikap dalam situasi kritis.
2.
Melalui
ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut
orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
3.
Melalui
penggambaran fisik tokoh.
4.
Melalui
pikiran-pikirannya
5.
Melalui
penerangan langsung. Tokoh dan latar memang merupakan dua unsur cerita rekaan
yang erat berhubungan dan saling mendukung.
Dengan demikian, istilah penokohan
lebih luas pengertiannya dari pada
tokoh atau perwatakan, sebab penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh
cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam
sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh
dalam sebuah cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar