MAKALAH
Pendekatan Dan
Strategi Pembelajaran IPS SD
Dosen Pengampu : Ilmawati Fahmi
Imron, M.Pd
Penyusun :
Dani Darmawan
NPM :
14.1.01.10.0020
Universitas
Nusantara PGRI Kediri
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Program
Studi PGSD
2016
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang " Pendekatan Dan Strategi Pembelajaran IPS SD ", yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pendekatan Dan Strategi
Pembelajaran IPS SD” dimana seorang guru atau calon guru harus mampu mengguasai
pendekatan dan strategi pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia
dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar
secara optimal. Dimana dalam
tujuan pembelajaran ini supaya tercapai maka perlu membuat program pembelajaran
yang baik dan benar. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan
perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Pembelajaran
dan Pemecahan Masalah IPS
di SD yaitu Ibu Ilmawati Fahmi Imron, M.Pd yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya
tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
Terima kasih.
Kediri, ....... April 2016
Penyusun
(Dani Darmawan)
Daftar
Isi
Kata Pengantar
......................................................................................................................II
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
.....................................................................................................04
1.2 Rumusan Masalah
................................................................................................05
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah
...............................................................................05
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Konsep Pendekatan Dan
Strategi Pembelajaran ................................06
2.2 Jenis – Jenis Pendekatan Dan Strategi
Dalam Pembelajaran IPS SD ..................07
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
...........................................................................................................30
3.2 Saran
.....................................................................................................................31
Daftar Pustaka ......................................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kondisi pembelajaran IPS dewasa ini khususnya pada
jenjang sekolah dasar, menunjukkan indikasi bahwa pola pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru cenderung bersifat guru sentris sehingga peserta didik
hanya menjadi obyek pembelajaran. Model pembelajaran yang demikian, lebih
cendrung berangkat dari asumsi dasar bahwa pembelajaran IPS hanya dimaksudkan
untuk mentransfer pengetahuan atau konsep dari kepala guru ke kepala siswa.
Akibatnya, mungkin guru telah merasa membelajarkan namun siswa belum belajar.
Mengingat manusia dalam konteks
sosialnya sedemikian luas akan sulit kiranya memberikan definisi dari ilmu
pengetahuan sosial, karena IPS merupakan suatu perwujudan dari suatu pendekatan
interdisipliner dari penerapan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dalam pembelajaran
perlu menggunakan suatu pendekatan agar siswa mempunyai daya tarik untuk
mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas. Adapun pendekatan
adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan hakikat bahasa, hakikat
pengajaran bahasa serta hakikat apa yang diajarkan. Pendekatan bersifat
aksiomatis artinya bahwa kebenaran itu tidak dipersoalkan atau tidak perlu
dibuktikan lagi.
Menurut
Brown (2009:9) dalam Ambar Setyowati Sri H (2007) memperjelas konsep
pembelajaran dengan menambahkan kata kunci yang harus diperhatikan, yaitu
pembelajaran menyangkut hal praktis, pembelajaran adalah penyimpanan informasi,
pembelajaran adalah penyusunan organisasi, pembelajaran memerlukan keaktifan
dan kesadaran, pembelajaran relatif permanen, dan pembelajaran adalah
perubahan tingkah laku.
Selain
pendekatan yang harus diberikan kepada siswa dalam pembelajaran yang tak kalah
pentingnya adalah strategi pembelajaran. Dapat dikemukakan bahwa dalam mengajar
seorang dapat saja memilih lebih dari satu strategi mengajar. Adapun yang
dimaksud dengan strategi menurut Robert L. Gilstrap dan William R. Martin
adalah “. . . a repertoire of teaching skills and behavior in a word, strategis
. . .” yang selanjutnya mengemukakan batasan formal tentang strategi yang
dikemukakan oleh Robert L. Ebel ( ed. ), yang menyatakan bahwa batasan formal
strategi adalah “Patterns of teacher behavior that are recurrent, applicable to
various subject matters, characteristics of more than one teacher, and relevant
to learning” (1975:1). Dari batasan – batasan tentang strategi yang dikemukakan
itu didalamnya terdapat apa yang disebut taktik atau keterampilan –
keterampilan yang bila dibandingkan dengan yang dikenal selama ini sama dengan
teknik dalam metode mengajar. Berdasarkan atas batasan di atas maka strategi
mengajar dapat dikatakan sebagai keterampilan – keterampilan tertentu yang
telah dikuasai guru dan dilakukan secara berulang – ulang sehingga merupakan
pola perilaku mengajar yang bertujuan membentuk siswa untuk mencapai tujuan –
tujuan pengajaran.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah yang
dimaksud dengan konsep pendekatan dan stategi pembelajaran ?
2. Apa saja jenis-jenis pendekatan dan strategi dalam pembelajaran IPS SD ?
1.3
Tujuan Penyusunan
Makalah
1. Untuk mengetahui
dan memahami pengertian dari konsep pendekatan dan strategi
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui
jenis-jenis pendekatan dan strategi dalam pembelajaran IPS SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Konsep Pendekatan Dan
Stategi Pembelajaran
Pendekatan
Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis
tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas
guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tentu tidak
kaku harus menggunakan pendekatan tertentu, tetapi sifatnya lugas dan
terencana. Artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar
yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.
Dimana dalam tujuan pembelajaran ini supaya tercapai
maka perlu membuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program
pembelajaran merupakan semacam kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan
teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu,
indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dari setiap pokok mata pelajaran. Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat
karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan
yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa belum mengetahui apa yang akan
diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa
yang diharapkan akan dicapai.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPS
adalah interdisipliner atau multidisipliner. Artinya, dalam proses belajar
mengajardi kelas IPS, para siswa seyogianya diajak, dibina dan didorong agar dalam
mengkaji atau memecahkan masalah atau topik dipandang dari berbagai disiplin
ilmu.
Phillip Heath sebagaimana dipaparkan kembali oleh
Richard C. Remy (1990) mengemukakan tiga alternatif pendekatan atau strategi
untuk mengembangkan ITM dalam pembelajaran IPS, yakni: (1) infusi ITM kedalam
mata pelajaran yang ada, (2) perluasan melalui topik kajian dalam mata
pelajaran, dan atau (3) penciptaan/pembuatan mata pelajaran yang baru.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu
cara atau pola yang digunakan oleh guru di dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar. Dalam pola tersebut tentu terkandung bentuk- bentuk rangkaian
perbuatan atau kegiatan guru dan siswa yang mengarah pada tercapainya
tujuan-tujuan pembelajaran (Raka Joni, 1980).
Strategi pembelajan instruksional
adalah pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar yang digunakan guru dalam
menggunakan informasi, memilih sumber-sumber, dan mendefinisikan peranan siswa-siswa
(Gerlach dan Ely (1980). Strategi instruksional tersebut mencakup
praktik-praktik khusus yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Strategi instruksional tersusun atas metode-metode dan teknik-teknik yang akan
memungkinkan pembelajar untuk mencapai tujuan-tujuan belajar.
2.2 Jenis-Jenis Pendekatan Dan Strategi Dalam Pembelajaran IPS SD
Jenis – Jenis Pendekatan Dalam
Pembelajaran IPS SD
Istilah pendekatan dalam konteks pembelajaran
mengacu kepada teori-teori tentang hakikatnya yang berfungsi sebagai landasan
dan prinsip pembelajaran. Berikut ini terdapat beberapa macam pendekatan yang
sering kita dengar, diantaranya ialah:
1. Pendekatan
Keterampilan Proses
Merupakan
kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa
untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut.
(Azhar, 1993: 7). Sedangkan menurut Conny (1990:23) pendekatan keterampilan proses
adalah pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA) dengan cara
mengembangkan keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta
didik akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan
sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus.
Langkah-langkah
dalam menggunakan Pendekatan Proses:
1. Penalaran yang bermula dari umum kekeadaan khusus sebagai
pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajukan aturan prinsip umum
diikuti dengan contoh-contoh atau penerapan penerapan aturan prinsip umum ke
dalam keadaan khusus.
2. Mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau
langkah-langkah ilmiah seperti melakukan pengamatan, menafsirkan data, dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan.
Kelebihan:
1. Siswa lebih memahami materi yang telah disampaikan oleh
guru.
2. Siswa memiliki keterampilan dalam melakukan pengamatan,
penafsiran data, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.
Kelemahan:
Bagi siswa yang pasif,
pendekatan ini kurang efektif sebab menuntut keterlibatan langsung siswa dalam
kegiatan belajar.
2. Pendekatan
CBSA
CBSA
adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada
keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Pada hakekatnya,
keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi
kadamya yang berbeda tergantung pada kegiatannya, materi yang dipelajari dan
tujuan yang hendak dicapai.
3. Pendekatan
Komunikatif
Pendekatan
komunikatif adalah pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang menekankan pada
kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam situasi keseharian.
4. Pendekatan
Integratif
Pendekatan
integratif atau terpadu adalah rancangan (kebijakan) pembelajaran bahasa dengan
menyajikan bahan ajar secara terpadu, yaitu dengan menyatukan, menghubungkan,
atau mengaitkan bahan ajar sehingga tidak ada yang berdiri sendiri atau
terpisah-pisah.
5.
Pendekatan Konsep Ilmu,
Teknologi, Dan Masyarakat Dalam Pemelajaran IPS
Ilmu,
Teknologi, dan masyarakat (ITM) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
IPS untuk mengembangkan kemampuan pada diri siswa dalam menerapkan pengetahuan
yang berasal dari konsep-konsep IPS, teknologi dan keterampilan yang berasal
dari IPS terhadap resolusi tentang isu-isu yang berkaitan dengan masalah IPS,
teknologi dan masyarakat.
Sebagaimana
telah kita ketahui bahwa, masalah kemasyarakatan yang muncul sekarang ini tidak
dapat diselesaikan pada satu disiplin ilmu tertentu saja, melainkan harus
dilakukan melalui penyelasaian masalah secara terpadu atau menyeluruh.
Keterbatasan dari disiplin ilmu yang mengkhususkan pada permasalahan tertentu
tidak lagi memberikan penyelesaian secara keseluruhan mengingat kompleksitas
permasalahan yang muncul di masyarakat tidak dapat dijadikan acuan dalam
penyelesaian masalah tertentu sehubungan dengan itu Remy,1990 (dalam Udin. S.
Winataputra, dkk, 2007) berpendapat bahwa tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) adalah untuk menjadikan seseorang menjadi warga Negara yang baik
semakin sulit dan kompleks akibat kemajuan ilmu dan teknologi.
6. Pendekatan
Disiplin Atau Pendekatan Struktur
Pendekatan Disiplin bertitik
tolak dari sesuatu disiplin ilmu tertentu. Artinya pola kerangka atau
sistematika pendekatan disiplin dimulai dari menyampaikan konsep-konsep dari
suatu disiplin, baru kemudian menambahkan konsep-konsep disiplin lainnya. Yang
bertujuan untuk mendukung konsep-konsep disiplin tersebut. Misalnya dimulai
dari disiplin sejarah atau dari geografi atau dari ekonomi, dan sebagainya.
Cara penyampaian dalam pendekatan disiplin adalah dengan mempertautkan
konsep-konsep lain yang bersifat menunjang yang dilakukan secara sistematis.
Tujuan dari pendekatan disiplin antara lain:
1) Mendukung tujuan IPS dalam kurikulum.
2) Untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam tentang
konsep-konsep ilmu
social tertentu.
3) Untuk menelaah lebih lanjut tentang lingkup utama
kegiatan manusia.
4) Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
konsep-konsep tertentu dari suatu
disiplin dengan disiplin yang lain.
5) Untuk memberikan bahan yang lebih banyak dan lebih
luas kepada IPS.
Dalam proses belajar
mengajar yang menggunakan pendekatan disiplin, guru hendaknya lebih banyak
memberikan tugas kepada anak untuk mencari sumber-sumber diluar buku teks. Memberikan
tugas membaca ataupun studi lapangan dan pada akhir tugas melampirkan karya
tulis kelompok maupun perorangan. Namun kekurangan dari pendekatan disiplin ini
adalah:
1.
Penyusunan suatu
pembelajaran dengan pendekatan ini adalah sangat sulit, karena tidak adanya pedoman yang tegas
untuk memilih inti pembahasan dan pendukung pembahasan.
2.
Pandangan tiap-tiap
pengajar tentang suatu konsep, kedalaman maupun keleluasannya, sangat
tergantung pada latar belakang pendidikannya.
3.
Keterampilan guru untuk
mempertautkan konsep-konsep sangatlah terbatas dan dipengaruhi oleh berbagai
faktor (waktu, kesempatan, referensi,dll).
7.
Pendekatan Antar Struktur Atau Interdisiplin
Pendekatan antar struktur
merupakan pendekatan yang membahas suatu konsep secara berturut melalui beberapa
disiplin dan kemudian dipersatukan. Dengan pendekatan ini suatu konsep ilmu
sosial atau suatu topik diorganisasikan bersama konsep dari berbagai ilmu
sosial terpadu. Contohnya : Menunjukkan pada peta pesebaran daerah asal suku
bangsa di Indonesia. Maka, dapat meyoroti dari sudut pandang: geografi,
khususnya peta persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia. Kemudian materi
sikap menghormati keanekaragaman suku bangsa. Kemudian bisa membahas berbagai
jenis kebudayaan di Indonesia. Kesemuanya itu terpadu menjadi suatu bahan
pelajaran yang utuh dan tidak merupakan cerita bersambung. Sumbangan konsep
dari berbagai ilmu diolah, diramu, dan dipadukan baik dari segi urutan atau
tingkat kesulitan maupun kepentingannya.
Kesulitan penggunaan
pendekatan ini dalam pelaksanaan pengajaran IPS dapat dimaklumi mengingat masih
jarang ditemukan guru IPS yang generalis. Tetapi hal ini dapat diatasi melalui
team teaching pada saat memprogram atau waktu melaksanakannya. Pendekatan antar
struktur dapat dibedakan menjadi dua jenis pendekatan, yaitu:
1.
Pendekatan
Multidisiplin, pendekatan multidisplin mengarah pada pengambilan konsep-konsep dari berbagai disiplin.
Generalisasi dan proses dari berbagai disiplin ilmu sosial untuk membantu para
siswa memahami topik yang mereka pelajari. Artinya semua aspek dari suatu topik
ditelaah sehingga pengertian siswa itu menjadi luas dan dalam, dan dengan
demikian tujuan sajian akan tercapai secara mantap.
2.
Pendekatan
Interdisiplin, pendekatan interdisiplin juga menggunakan atau mengambil
konsep-konsep yang digunakan dalam berbagai ilmu sosial.
Perbedaannya
ialah bahwa model pengajaran dengan pendekatan interdisiplin mendasarkan
strukturnya pada penggunaan ‘konsep inti’ sedangkan pada model pendekatan
multidisplin menggunakan ‘konsep dasar’ dari berbagai disiplin.
Dasar pemikiran
yang melatarbelakangi penggunaan pendekatan interdisiplin ialah adanya
banyaknya konsep dasar yang harus dibatasi jumlahnya agar dapat dikembangkan
dalam pengajaran. Kesukarannya terletak pada pemilihan konsep dasar yang paling
efektif untuk digunakan.
8. Pendekatan Kemasyarakatan
Pendekatan
Kemasyarakatan dimaksudkan seperti pendekatan yang kita gunakan didalam
mempelajari IPS dengan mengambil masyarakat sebagai fokus pembahasan. Artinya
semua komponen program diambil dari dan ditujukan pada masyarakat sekitar.
Tujuan dari penekatan kemasyarakatan antara lain:
a.
Pergaulan siswa di
dalam masyarakat lebih luas, meliputi kecakapan bergaul, sikap ramah tamah, tenggang rasa, suka
menolong, penyesuaian diri dalam berbagai situasi dan bisa mempengaruhi
masyarakat sekitarnya.
b.
Dapat memperluas
pengetahuan dan pengertian yang didapat disekolah dengan macam-macam kenyataan
(fakta) yang didapat di dalam masyarakat (konsep-konsep) sehingga mempunyai
scope yang lebih luas dan lebih mendalam.
c.
Mengetahui
kebutuhan-kebutuhan dan harapan masyarakat akan hasil pendidikan di sekolah
yang dapat digunakan untuk membangun, membina, dan mengembangkan masyarakat.
d.
Dapat berpartisipasi
langsung dengan berbagai kegiatan kemasyarakatan yang juga diharapkan oleh
masyarakat.
e.
Mengetahui lebih banyak
tentang perubahan dan perkembangan yang lebih cepat daripada yang diduga
diketahui disekolah sehingga pengetahuannya selalu aktual.
9. Pendekatan Lingkungan
Lingkungan
masyarakat lebih banyak membicarakan lingkungan fisik dan lingkungan budaya
atau sering disebut dengan lingkungan geografis.
a) IPS dengan lingkungan Fisik di dalam pengetahuan
tentang lingkungan, unsur fisik memegang peranan penting. Hal ini dimuat dalam
tujuan pengajaran IPS. Tujuan tersebut antara lain:
·
Anak harus memahami
keadaan lingkungan fisiknya (keadaan alam, kekayaan alam, iklim, fauna, serta
ekosistem dan lingkungannya).
·
Anak harus menyadari
bagaimana campur tangan manusia didalam mengelola sumber-sumber alam.
·
Anak harus memahami dan
menyadari tentang perlunya perhitungan, pengawasan dan pengawetan alam sekitar
demi kelestarian lingkungan.
b)
IPS dan Lingkungan Budaya, tujuan
pengajaran IPS dan Lingkungan Budaya adalah:
·
Mengajarkan
kebudayaan-kebudayaan manusia di dunia dari hal perbedaan, persamaan hakekat
budaya yang ada padanya, perkembangan serta perubahan-perubahannya.
·
Anak harus memahami
nilai-nilai budaya nasioanal, regional maupun lokal, menghargai dan memelihara
sebagai harga pusaka peninggalan nenek moyang.
·
Menanamkan rasa
tanggung jawab dan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan warisan budaya
tersebut.
·
Anak harus mengetahui
akibat-akibat buruk yang dapat ditimbulkan oleh penetrasi kebudayaan asing yang
masuk ke dalam lingkungan kebudayaan.
10. Pendekatan Pembelajaran
Tradisional
Pendekatan Pembelajaran Tradisional, pendekatan
pembelajaran tradisional mengutamakan penyajian fakta dan nama, melalui hafalan
dan ingatan. Anak dianggap sebagai suatu bejana kosong yang harus diisi oleh
guru sampai penuh. Sehingga dalam pendekatan pembelajaran anak bersifat pasif.
Sedangkan guru bertindak aktif dengan metode ceramah.
Kekurangan dari
pendekatan pembelajaran tradisional antara lain kurang memberikan kesempatan
untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan masalah sehingga daya serap siswa
kurang tajam, kadang-kadang pernyataan atau penjelasan lisan sukar ditangkap.
Apalagi jika menggunakan kata-kata asing, kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan kecakapannya untuk mengeluarkan pendapat, kurang
cocok untuk anak yang tingkat abstraksinya masih kurang, dan dapat menimbulkan
kebosanan siswa.
Pendekatan ini
dapat digunakan apabila terdapat hal-hal berikut ini bahan yang ingin
disampaikan sangat banyak dan para siswa dapat memahami informasi melalui
kata-kata.
11. Pendekatan Pembelajaran
Inkuiri
Pendekatan
Pembelajaran Inkuiri, pendekatan pembelajaran inkuiri bertolak dari pandangan
bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar
untuk berkembang secara optimal sesuai engan kemampuan yang dimilikinya. Proses
pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat memandang siswa untuk
melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai
pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar.
Dengan demikian,
siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok
memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru. Tugas utama guru adalah memilih
masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa
sendiri. Berikutnya guru menyediakan sumber belajar bagi siswa untuk pemecahan
masalah.
Pendekatan
inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk
dilaksanakan disetiap sekolah. Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila
sudah memenuhi syarat-syarat seperti guru harus terampil memilih persoalan yang
relevan untuk diajukan kepada kelas dan sesuai dengan daya nalar siswa, guru
harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan, adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup, dan
partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar.
12. Pendekatan
Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan
suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Bagi disiplin ilmu sosial, pendekatan ini sangat cocok karena fenomena sosial
senantiasa mengalami perubahan sehingga apa yang siswa pelajari betul-betul
selalu up to date dan relevan dengan apa yang ia alami sehari-hari.
Definisi yang mendasar tentang
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah
konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa
memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk
mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
Dalam CTL diperlukan sebuah
pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan
pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafalkan fakta. Disamping itu, siswa
belajar melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah
perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus
dikonstruksi oleh siswa.
Ilmu pengetahuan selalu berubah
sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karenanya, pendekatan ini menjadi
pendekatan yang sangat cocok dan menjadi keniscayaan dalam proses pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Terdapat beberapa alasan mengapa pembelajaran
kontekstual dikembangkan dewasa ini:
1.
Penerapan kontek budaya dalam pengembangan silabus, penyusunan buku pedoman
guru, dan buku teks akan mendorong sebagian siswa untuk tetap tertarik dan
terlibat dalam kegiatan pendidikan.
2.
Penerapan konteks sosial dalam pembangunan silabus, penyusunan buku
pedoman, dan buku teks yang dapat meningkatkan kekuatan masyarakat memungkinkan
banyak anggota masyarakat untuk mendiskusikan berbagai isu yang dapat
berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat.
3.
Penerapan konteks personal yang
dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, akan membantu lebih banyak siswa
untuk secara penuh terlibat dalam kegiatan pendidikan dan masyarakat.
4.
Penerapan konteks ekonomi akan
berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan sosial politik serta dapat
meningkatkan kesejahteraan sosial.
5.
Penerapan konteks politik dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai isu yang dapat berpengaruh
terhadap masyarakat.
6.
Kontekstual dikembangkan dengan
tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan
konstektual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang
ada.
IPS merupakan ilmu yang berangkat
dari fenomena keseharian, dan tidak bisa dilepaskan dari dinamika perkembangan
masyarakat yang senantiasa berubah, dinamika dan perubahan tersebut memiliki
kekhasan sesuai dengan lingkungan masyarakat berada. Oleh karenanya,
pembelajaran IPS bagi anak menjadi keniscayaan untuk selalu dihubungkan dengan
konteksnya, sehingga apa yang diperoleh anak tidak hanya berada dalam wilayah
kognisi, melainkan sampai kepada tataran dunia nyata yang ia jalani
sehari-hari. Apa yang ia dapatkan di sekolah merupakan apa yang ia jalani dan
butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak demikian, maka apa yang
diperolehnya di sekolah hanya akan menjadi barang kadaluarsa yang tidak
bernilai guna.
13. Pendekatan Kompetensi
Kompetensi menunjukkan kepada
kemampuan melakukan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan.
Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi merujuk kepada
perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi
tertentu dalam proses belajar. Kompetensi merupakan indikator yang menunjuk
kepada perbuatan yang dapat diamati, dan sebagai konsep yang mencakup
aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap serta tahapa-tahap
pelaksanaannya secara utuh.
Terdapat dua landasan teoretis yang
mendasari pendidikan berdasarkan pendekatan kompetensi.
a.
Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok kearah pembelajaran individual.
Melalui pembelajaran individual peserta didik diharapkan dapat belajar sendiri,
tidak bergantung pada orang lain. Setiap peserta didik dapat belajar dengan
cara dan berdasarkan kemampuan masing-masing. Hal ini membutuhkan pengaturan
kelas yang fleksibel, baik sarana maupun waktu, karena dimungkinkan peserta
didik belajar dengan kecepatan yang berbeda, penggunaan alat yang berbeda,
serta mempelajari bahan ajar yang berbeda pula.
b.
Pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar
sebagai penugasan (learning for mastery) adalah suatu filsafat tentang
pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat semua
peserta didik akan dapat belajar dengan hasil baik dari seluruh bahan yang
diberikan.
Menurut Mulyasa (2007:97), implikasi
pendekatan kompetensi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.
Pembelajaran perlu lebih menekankan pada pembelajaran individual, meskipun
dilaksanakan secara klasikal, dalam pembelajaran perlu diperhatikan perbedaan
peserta didik.
b.
Perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif, dengan metode dan media
bervariasi yang memungkinkan setiap peserta didik mengikuti kegiatan belajar
tenang dan menyenangkan.
c.
Dalam pembelajaran pelu diberikan
waktu yang cukup, terutama dalam penyelesaian tugas/praktek pembelajaran agar
setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajar dengan baik. Apabila waktu
yang tersedia di sekolah tidak mencukupi, berilah kebebasan kepada peserta
didik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di luar kelas.
Adapun menurut Ashan dalam Mulyasa
(2007:97) bahwa terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
pembelajaran dengan pendekatan kompetensi, yaitu menetapkan kompetensi yang
ingin dicapai, mengembangkan strategi untuk mencapai kompetensi, dan evaluasi.
14. Pendekatan
Heuristik
Kata heuristik
berasal dari bahasa yunani yaitu “heuristik”yang berarti saya menemukan.
Menurut Rusyan (1993-114). Heuristik semacam fakta psikologis yang muncul
sebagai kodrat manusia
yang memiliki nafsu untuk menyelidiki sejak bayi. Metode Heuristik ini
dipopulerkan oleh profesor Amstrong pada abad ke 19 . menurut metode ini
peserta didik sendiri yang harus menemukan fakta ilmu pengetahuan.
Langkah-langkah
dalam menggunakan Pendekatan Heuristik:
1. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan
konsep tentang fenomena ilmiah.
2. Siswa akan melakukan kegiatan yang secara langsung
berhubungan dengan hal yang ditemukan.
Kelebihan:
1. Siswa merasakan pembelajaran itu bermakna.
2. Siswa merespon hal-hal baru.
3. Siswa bersemangat untuk melakukan eksperimen dn berbagai
penelitian.
Kelemahan:
1. Siswa yang kurang aktif akan sulit untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Siswa akan merasa kebenaran tentang sesuatu yang baru
ditemukannya belum pasti.
3. Siswa bersifat individual, karena siswa cenderung melakukan
segala sesuatunya sendiri.
15. Pendekatan
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif, merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok secara kolaboratif yang anggota terdiri dari 4-6 orang dengan
struktur kelompok heterogen (Slavin: 1995).
Langkah-langkah
dalam menggunakan Pendekatan Kooperatif :
1. Siswa dibagi
dalam beberapa kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari 4-6 orang dengan
struktur kelompok heterogen.
2. Guru hanya
memberikan materi kepada siswa, sehingga siswa dapat mendiskusikan materi
tersebut bersama kelompoknya.
Kelebihan
:
1. Belajar
kooperatif menekankan pada kerja kelompok (siswa belajar bersama, saling
membantu).
2. Kerja kelompok membuat
siswa semangat untuk belajar aktif untuk saling menampilkan diri atau berperan
di antara teman-teman sebaya.
3. Siswa lebih cepat
memahami materi, karena siswa terlibat langsung dalam materi.
Kelemahan
:
1.
Siswa yang tidak aktif merasa terkucilkan saat belajar
bersama kelompok.
16. Pendekatan
Interaktif
Dikenal
juga sebagai pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa untuk
mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan
dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
Langkah-langkah
dalam menggunakan pendekatan interaktif:
1.
Memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengajukan pertanyaan.
2.
Guru perlu mengumpulkan,
memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi suatu kegiatan yang spesifik.
3.
Melakukan penyelidikan yang
berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
Kelebihan:
1. Siswa ikut berpatisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Menumbuhkan kepercayaan diri siswa untuk mengajukan
pertanyaan.
Kelemahan:
1. Tidak semua pertanyaan siswa yang digunakan untuk penyelidikan.
17.
Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan
pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui
praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan pemecahan masalah ini ada dua
versi. Versi yang pertama siswa dapat saja menerima saran tentang prosedur yang
digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian
pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Dalam versi kedua, hanya masalah
yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri. Guru berperan
hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi pentunjuk.
Langkah-langkah
dalam menggunakan pendekatan pemecahan masalah:
1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat memecahkan
permasalahan melalui praktikum atau pengamatan.
Kelebihan:
1. Siswa dituntut untuk dapat merancang pemecahan masalah
sendiri.
2.
Kelemahan:
1. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu
memberi petunjuk.
18.
Pendekatan Induktif
Pendekatan
ini pertama dikemukakan oleh filosof Inggris Prancis Bacon (1561) yang
menghendaki agar penarikan kesimpulan di dasarkan dari fakta yang konkrit
sebanyak mungkin.
Menurut purwanto dalam Segala (2006:77) tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.
Menurut purwanto dalam Segala (2006:77) tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.
Langkah-langkah
menggunakan Pendekatan Induktif:
1. Guru mengajak siswa agar dapat menarik kesimpulan bedasarkan
fakta konkrit yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.
Kelebihan:
Siswa
dapat menarik kesimpulan bedasarkan fakta konkrit sebanyak mungkin.
Kelemahan:
Tepat
atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif
bergantung pada representatif atau sampel yang diambil mewakili fenomena
keseluruhan.
19.
Pendekatan Pembelajaran Manajemen Kelas
Menurut Parkay dalam Oemar Hamalik (2006) pendekatan manajemen kelas dapat
diartikan sebagai upaya untuk mengatur situasi kelas untuk menjamin terciptanya
iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh siswa.
Langkah-langkah
menggunakan pendekatan manajemen kelas:
1. Guru mengontrol situasi belajar siswa.
2. Mengarahkan kegiatan belajar bagi siswa.
3. Menjembatani perbedaan perbedaan belajar siswa.
Kelebihan:
Terciptanya
iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh siswa.
Kelemahan:
Siswa
tidak bisa belajar mandiri sebab telah terbiasa dikontrol dan diarahkan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran.
20.
Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan Individual
Pembelajaran di mana komponen-komponen dalam sistem pembelajaran disesuaikan
dengan perbedaan individual, baik perbedaan individual secara vertikal maupun
perbedaan individual secara horisontal, siswa bebas belajar sesuai dengan karakteristiknya,
bakat, dan minatnya.
Langkah-langkah
menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan Individual:
1. Menyesuaikan sistem pembelajaran dengan perbedaan individual
siswa.
Kelebihan:
Siswa bebas
belajar sesuai dengan karakteristik, bakat, dan minatnya.
Kelemahan:
Guru
kesulitan dalam menyesuaikan sistem pembelajaran dengan perbedaan individual
sebab siswa memiliki karakter yang bervariasi.
21.
Pendekatan Konstruktivis
Teori belajar konstruktivis beranjak dari psikologi perkembangan intelektual
Piaget yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri (self
regulation)yang dilakukan seseorang dalam mengatasi konflik kognitif. Konflik
kognitif timbul pada saat terjadi ketidak selarasan (disequilibrasi) antara
informasi yang di terima siswa karena struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Adapun pengaturan sendiri adalah proses internal unuk mencapai ekquilibrasi
atau keselarasan yang dilakukan melaui dwi fungsi yaitu organisasi dan
adaptasi.
Langkah-langkah
menggunakan Pendekatan konstruktivis:
1. Guru mengajak siswa agar dapat membina konsep sendiri atas
materi yang telah diajarkan.
2. Menghubung kaitkan perkara yang dipelajari dengan
pengetahuan yang ada pada siswa.
Kelebihan:
Pembelajaran
menjadi bermakna sebab siswa dapat membina konsep sendiri atas materi yang
telah diajarkan.
Kelemahan:
kesulitan
dalam membina konsep sendiri, jika siswa kurang paham terhadap materi yang
telah diajarkan.
22. Pendekatan
Pembelajaran Jarak Jauh
Menurut
Jollife et. al.(2001: 32), secara tradisional pembelajaran jarak jauh adalah merupakan
pembelajaran di mana secara geografis siswa (pembelajar) berada jauh dari
fasilitator (guru) dan bekerja atau belajar secara mandiri melalui serangkaian
bahan-bahan pembelajaran.Dukungan yang diberikan kepada siswa adalah dalam
bentuk bantuan atau tutorial ketika mereka menemukan kesulitan dalam
pembelajaran. Namun dewasa ini, konsep pembelajaran jarak jauh telah berkembang
luas.
Langkah-langkah
menggunakan Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh:
1. Guru memberikan bahan-bahan pembelajaran pada siswa secara
tidak langsung, misalnya melalui email.
2. Dukungan yang diberikan kepada siswa adalah dalam bentuk
bantuan atau tutorial ketika mereka menemukan kesulitan dalam pembelajaran.
Kelebihan:
Pemakaian waktu lebih efisien, karena siswa dapat
mengerjakan tugas dimanapun ia berada.
Kelemahan:
Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran.
Jenis – Jenis Strategi Dalam
Pembelajaran IPS SD
Prinsip - Prinsip Pemilihan Strategi Pembelajaran IPS SD
Prinsip-prinsip
ini merupakan suatu landasan dalam memilih strategi seperti apa yang akan kita
gunakan dalam proses belajar mengajar. Karena dalam menentukan sebuah strategi
pembelajaran IPS SD kelas awal ini harus memperhatikan apa-apa saja yang
berhubungan dengan siswa.
1.
Bermakna (meaningful).
2.
Integratif (integrative).
3.
Berbasis nilai (value based).
4.
Menantang (challenging).
5.
Aktif (Active).
6.
Pengembangan berbagai potensi dasar siswa SD.
a.
Dorongan ingin tahu (sense of curiosity).
b.
Minat-perhatian (sense of ineterst).
c.
Dorongan membuktikan kenyataan (sense of reality).
d.
Dorongan menemukan sendiri (sense of discovery).
e.
Dorongan bertualang (sense of adventure).
f. Dorongan
menghadapi tantangan (sense of challen).
7.
Keberagaman latar belakang lingkungan social siswa.
8. Kesinambungan dan
tahapan perkembangan sosial siswa.
Jenis – Jenis Strategi Dalam
Pembelajaran IPS SD
a. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran langsung dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap
mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu dan merangsang
mereka berpikir. Siswa tidak bisa berbuat apa – apa jika pikiran mereka tidak
dikembangkan guru. Banyak guru membuat kesalahan mengajar, yakni sebelum siswa
merasa terlibat dan siap secara mental guru langsung memberikan materi
pelajaran. Penggunaan beberapa strategi berikut ini akan mengoreksi
jecenderungan ini.
Menurut Silbernam ( dalam Suryanti dkk, 2008: 35 ), strategi pembelajaran
langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif merupakan cara mengenalkan
siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru dapat menggunakannya untuk
menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim.
Cara ini cocok pada segala ukuran kelas dengan materi pelajaran apa pun.
Strategi Pembelajaran Langsung Memiliki
Ciri – Ciri Seperti Berikut :
1. Tujuan
pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil
belajar.
2. Fase atau pola
keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3. Sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Fase
– Fase Pengajaran Langsung :
Setiap
model pengajaran memiliki fase – fase pengajaran yang berbeda satu model dengan
model lain. Model pengajaran langsung memiliki lima fasepenting.
1. Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan siswa.
a. Menjelaskan
tujuan.
b. Menyiapkan
siswa.
2. mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan
a. Menyampaikan
informasi dengan jelas.
b. Melakukan
Demonstrasi.
c. Menyediakan
latihan terbimbing.
d. Menganalisis
pemahaman dan memberikan umpan balik.
e. Memberikan
kesempatan latihan mandiri.
b. Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses kerja sama dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang
siswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas.
Strategi pembelajaran Cooperative Learning mulai populer
akhir-akhir ini. Melalui Cooperative Learning siswa didorong untuk
bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di
sini dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling bantu. Yang cepat harus
membantu yang lambat karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan
kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok, dan sebaliknya
keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok.Oleh karena itu, setiap anggota
harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya. Beberapa penulis
seperti Slavin, Johnson, & Johnson, mengatakan ada komponen yang sangat
penting dalam strategi pembelajaran cooperative yaitu kooperatif dalam
mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif dalam memberikan dorongan atau
motivasi. Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar
melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif
sosial, perspektif perkembangan kognitif dan perspektif elaborasi kognitif.
Perspektif motivasi, artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok
memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian
keberhasilan setiap indivindu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal
semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan
keberhasilan kelompoknya. Perspektif sosial artinya bahwa melalui
kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka
menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim
dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang
bagus, di mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh
keberhasilan
Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara
anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah
berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan
berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan
kognitifnya.
c. Strategi Pembelajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah
sebagai suatu strategi pembelajaran.Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar
bagaimana siswa memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika.Sedangkan
strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa agar
memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah.Dengan demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan
pemecahan masalah itu. Mengajar memecahkan masalah berarti pemecahan masalah
itu sebagai isi atau content dari pelajaran, sedangkan pemecahan masalah
adalah sebagai suatu strategi. Jadi, kedudukan pemecahan masalah hanya sebagai
suatu alat saja untuk memahami materi pembelajaran.
Ada
beberapa ciri strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah:
1. Pertama, siswa bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil.
2.
Kedua,
pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung
persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak
kemungkinan cara pemecahanya.
3.
Ketiga, siswa mnggunakan banyak pendekatan dalam belajar
4.
Kempat, hasil dari pemecahan maslah adalah tukar pendapat (sharing) di
antara semua siswa.
d. Strategi Mengulang
Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi
tertentu untuk menghafal saja. Contoh lain dari strategi sederhana adalah
menghafal nomor telepon, arah tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan, dan
sebagainya. Memori yang sudah ada di pikiran dimunculkan kembali untuk
kepentingan jangka pendek, seketika, dan sederhana. Penyerapan
bahan belajar yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang
kompleks.Menggarisbawahi ide-ide kunci, membuat catatan pinggir, dan menuliskan
kembali inti informasi yang telah diterima merupakan bagian dari mengulang
kompleks. Strategi tersebut tentunya perlu diajarkan ke siswa agar terbiasa
dengan cara demikian.
e. Strategi Elaborasi
Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru
akan menjadi lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah
dilakukan dan lebih memberikan kepastian.Strategi elaborasi membantu pemindahan
informasi baru dari memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka
panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan
yang pernah ada. Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan
catatan, analogi, dan PQ4R. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang
menggabungkan antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru
yang didapat melalui proses mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat menuangkan
ide baru dari percampuran dua informasi itu. Analogi merupakan cara
belajar dengan pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri
pokok benda atau ide, misalnya otak kiri mirip dengan komputer yang menerima
dan menyimpan informasi. P4QR merupakan strategi yang digunakan untuk
membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P4QR singkatan dar Preview
(membaca selintas dengan cepat), Question (bertanya), dan 4R singkatan dari
read, reflect, recite, dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada
diri sendiri, dan mengulang secara menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi
belajar elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu siswa menghafal
informasi bacaan.
f. Strategi Organisasi
Strategi organisasi membantu pelaku belajar meningkatkan kebermaknaan
bahan-bahan baru dengan struktur pengorganisasian baru.Strategi organisasi
terdiri atas pengelompokan ulang ide-ide atau istilah menjadi subset yang lebih
kecil.Strategi tersebut juga berperan sebagai pengindentifikasian ide-ide atau
fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar.Bentuk strategi
organisasi adalah Outlining, yakni membuat garis besar.Siswa belajar
menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama.
Mapping, yang lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih
efektif daripada outlining. Mnemonics membentuk kategori khusus dan secara
teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau
organisasi.Mnemonics membantu dengan membentuk asosiasi yang secara alamiah
tidak ada yang membantu mengorganisasikan informasi menjadi memori
kerja.Strategi Mnemonics terdiri atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.
g.
Strategi Pembelajaran Kemampuan Berpikir
Penanaman konsep merupakan
penunjang kemampuan berpikir siswa,Konsep merupakan keadaan lingkungan (
abstraksi ) dari kesamaan dari jumlah benda atau fenomena. Contoh konsep yakni
tanah, sungai, gunung, uang, cuaca dan lain-lain. Pengajaran konsep
mengembangkan kemampuan kognitif dari yang terendah sampai tingkat tinggi
Pengajaran konsep dapat dilakukan melalui dua
pendekatan:
a. Pendekatan induktif dilakukan dengan mengkaji fenomena-
fenomena sosial untuk mendapatkan informasi yang selanjutnya dikembangkan
menjadi fakta.Fakta-fakta tersebut dirangkai sehingga menunjukkan adanya suatu
kategori atau kesamaan tertentu.
b. Pendekatan deduktif pengajaran dimulai dengan pemberian
konsep dan diteruskan untuk menemukan fakta-fakta yang menjadi bagian konsep.
Pembelajaran
kemampuan berpikir termasuk juga didalamnya yaitu suatu kajian terhadap
peristiwa, kejadian, fenomena atau situasi ( studu kasus) tertentu yang terjadi
di tempat tertentu dan berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan manusia di masa
lalu, masa kini atau masa yang akan datang (S. Hamid Hasan, 1996:192). Sebuah
peristiwa dapat dikatakan sebuah kasus atau kejadian karena peristiwa itu unik
serta terbatas pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tersebut dan tidak
terulang di tempat yang lain. Contohnya, peristiwa kelahiran.
Isu Kontroversial merupakan
pembelajaran kemampuan berpikir bagi siswa, yang mana Muessig (S. Hamid Hassan,
1996:202) menyatakan bahwa isu kontroversial adalah sesuatu yang mudah diterima
oleh seseorang atau kelompok tetapi juga mudah ditolak oleh orang atau kelompok
lain. Isu kontroversial lahir dari perbedaan pendapat dan isu kontroversial pun
mengakibatkan perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat muncul dari
perbedaan pandangan seseorang terhadap sebuah fakta.
h. Strategi
Pembelajaran Kemampuan Proses
1.
Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
Dalam pengajaran IPS SD
kelas di persekolahan guru dapat mendorong siswa untuk belajar
memecahkan masalah dengan
menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah (problem solving).
Dengan cara pendekatan
akan terjalin sebuah komunikasi yang baik antara guru dengan siswa sehingga
antara guru dan siswa tidak ada pembatas. Yang mana jika tidak ada pembatas
antara guru dan siswa akan dengan mudah untuk mencari atau mengetahui jalan
keluar dari suatu permasalahan.
2. Inkuiri
Inkuiri ialah siswa mampu
menemukan jawaban sendiri dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul.Pengajaran
inkuiri merupakan bentuk pengajaran yang mengenalkan konsep-konsep secara
induktif.Perbedaaan yang mendasar antara pengajaran inkuiri dengan pemecahan
masalah yakni pengajaran inkuiri lebih menekankan pada pengembangan kemampuan
pemecahan masalah yang terbatas pada disiplin ilmu bukan pada masalah yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Portofolio
Kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud
tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.
Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang siswa.Tetapi
dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang
bekerja secara kooperatif.
i.
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
pembelajaran yang menghendaki siswa belajar secara bersama-sama, saling membatu
satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok
mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.
j.
Strategi Pembelajaran Nilai
1.
Bermain Peran
Suatu proses belajar di mana
siswa melakukan sesuatu yang dilakukan orang lain (S.Hamid Hasan, 1996: 265).
Dalam proses belajar bermain peran siswa diajak untuk berpikir, berperan, dan
bertindak bukan sebagai dirinya tetapi sebagai orang lain.
2. Sosio Drama
Ada perbedaan antara sosio
drama dengan bermain peran yakni bermain peran lebih luas ruang lingkupnya
sedangkan drama sosial membatasi pada permasalahan yang menyangkut aspek sosial
dalam masyarakat.Perbedaan yang kedua yakni dalam penentuan peran.Dalam sosio
drama sebuah peran dapat ditentukan secara langsung setelah sebuah permasalahan
sosial dibahas oleh guru di dalam kelas.Peran yang dimainkan oleh siswa tidak
memerlukan persiapan khusus seperti dalam bermain peran. Dalam sosio drama
reaksi spontan siswa dalam memainkan peran lebih diutamakan sehingga apa yang
dikemukakan siswa sebagai pemegang peran akan berbeda dengan yang aslinya.
Klarifikasi Nilai (Value Clarification Technique):
a.
VCT Analisis Nilai.
b.
VCT Daftar Nilai.
k.
Strategi Pembelajaran Peta Dan Globe
Pembelajaran ketrampilan
peta dan globe merupakan salah satu metode dalam pembelajaran geografi.Namun,
pembelajaran ini tidak hanya menunjang pembelajaran geografi saja, pembelajaran
sejarah, pendidikan kewarganegaraan, sosiologi bahkan Bahasa Indonesia. Dalam
pembelajaran ini siswa diharapkan mampu membaca dan menunjukkan tempat serta
analisa dalam peta dan grafik. Kita ketahui peta tidak hanya menunjukkan lokasi
satu daerah namun, dalam peta memiliki segudang informasi mengenai penduduk,
tempat wisata, pertambangan dan lain-lain.
l.
Pembelajaran Aksi Sosial
Newmann (1975:8) model
pembelajaran aksi sosial merupakan pola dan aktivitas belajar siswa baik di
dalam atau dengan kelompok yang dilakukan dengan keterlibatan masyarakat
sebagai aktivitas di mana siswa mendemonstrasikan kepeduliannya terhadap
masalah-masalah sosial. Misalnya menyelenggarakan studi, partisipasi kerja
secara sukarela, aktif mengadakan pendampingan di dalam atau di luar sekolah,
dan aktivitas nyata siswa untuk mempengaruhi kebijakan public di masyarakat
yang dilakukan di luar sekolah.
Nasution (1997:179): model
pembelajaran aksi social sebagai suatu teknik mengajar guna membantu anak didik
mengembangkan kompetensi social atau kewarganegaraan, sehingga dapat melibatkan
diri secara aktif dalam perbaikan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendekatan dapat diartikan sebagai proses,
perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu. Sedangkan pembelajaran atau
intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa
belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
kegiatan belajar mengajar. Selain itu, pembelajaran juga mengandung pengertian,
bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping
itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya.
Sementara
macam-macam pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam IPS, yaitu :
Pendekatan Keterampilan proses, pendekatan CBSA, pendekatan komunikatif,
pendekatan integratif, pendekatan konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalam
pembelajaran IPS, pendekatan disiplin atau pendekatan struktur, pendekatan
antar struktur atau interdisiplin, pendekatan kemasyarakatan, pendekatan
lingkungan, pendekatan pembelajaran tradisional, pendekatan pembelajaran
inkuiri, pendekatan kontekstual, pendekatan kompetensi, pendekatan heuristik,
pendekatan pembelajaran kooperatif, pendekatan interaktif, pendekatan pemecahan
masalah, pendekatan induktif, pendekatan pembelajaran manegamen kelas,
pendekatan pembelajaran berdasarkan perbedaan individual, pendekatan
kontruktivis, pendekatan pembelajaran jarak jauh.
Strategi pembelajaran merupakan suatu
cara atau pola yang digunakan oleh guru di dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar. Dalam pola tersebut tentu terkandung bentuk- bentuk rangkaian
perbuatan atau kegiatan guru dan siswa yang mengarah pada tercapainya
tujuan-tujuan pembelajaran.
3.2 Saran
Bagi
seorang guru atau calon guru sangatlah penting mengerti dan memahami tentang
pendekatan dan strategi pembelajaran. Dimana sebelum memberikan sebuah materi
atau pembelajaran diharapkan seorang guru mampu dan mengerti tentang pemilihan
pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dan mendukung terhadap
tercapainya tujuan pembelajaran yang ada.
Suatu tujuan pembelajaran akan
berhasil mana kala seorang guru mampu memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Seorang guru haruslah mampu
mengetahui dan memahami semua karakteristik siswanya karena itu salah satu cara
guru untuk mampu memilih srategi yang tepat dalam proses pembelajaran.
Dengan
adanya makalah ini kelompok kami berharap semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat. Semoga makalah ini dapat
memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita semua yang memanfaatkan
makalah ini. Kami selaku pihak penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan
saran yang membanggun untuk makalah ini demi kesempurnaan tugas kami pada waktu
yang akan datang.
Daftar Pustaka
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional,
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda.
Iif
Khoirul Ahmadi, Sofan Amri. 2011. Metode
Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Sapriya.
2012. Pendidikan IPS Konsep Dan
Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Abdul
Aziz Wahab. 2009. Metode dan model –
model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Wina Senjaya. 2008. Strategi
Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar