Jumat, 01 April 2016

Psikologi Perkembangan



Kelompok 3 :                                                               Kelas :1H PGSD
-         Dani Darmawan
-         Tissa
-         Lina Sari
-         Wachidatul

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses brtambahnya ukuran, volume dan masa yang bersifat irreversible  (tidak dapat kembali lagi) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan  jumlah sel  akibat adanya proses bembelahan sel.  Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan.

Contoh : Pertumbuhan pada manusia dapat dilihat dari  bertambahnya tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, dll.
Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan bilangan tetapi dapat diamati dengan mata telanjang. Proses perkembangan dapat ditandai dengan bertambahnya kecerdasan, berkembanya saraf sensorik dan motorik, tingkat emosional yang semakin matang, dll



Perbedaan Pertumbuhan Dan Perkembangan
  1. Pertumbuhan
a)      Dapat Diukur
b)      Bersifat Kuantitatif
c)      Berlangsung secara cepat pada awal usia hingga remaja
d)     Memiliki batasan usia
B.     Perkembangan
a)      Tidak dapat diukur
b)      Bersifat kualitatif
c)      Berlangsung disetiap fase kehidupan
d)     Tidak terbatasi usia
Contoh Pertumbuhan Dan Perkembangan
  1. Pertumbuhan
a.       Bertambahnya tinggi
b.      Massa beban   
c.       Semakin besarnya lingkar panggul
B.     Perkembangan
a.       Emosi yang masih labil
b.      Tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
c.       Tertarik dengan lawan jenis
d.      Berkembangnya  saraf motorik dan sensorik,dll        
Fungsi Dan Tujuan Pertumbuhan Dan Perkembangan
A.    Fungsi Pertumbuhan Dan Perkembangan       :
a.       Mempunyai cara berfikir yang logis dan baik dalam mengambil sebuah keputusan.
b.      Mempunyai tubuh atau bentuk tubuh yang proforsional.
c.       Mampu untuk berkembangbiak dan melestarikan keturunannya.
B.     Tujuan Pertumbuhan Dan Perkembangan       :
a.       Untuk membentuk pribadi yang lebih matang dan mampu untuk mengendalikan emosi.
b.      Untuk mengembangkan polafikir yang lebih baik dan dewasa.
c.       Untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal.


















TEORI – TEORI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
A.   Macam-Macam Teori Psikologis Pekembangan :
a.       Teori pekembangan biologis.
b.      Teori pekembangan psikodinamika.
c.       Teori pekembangan lingkungan.
d.      Teori pekembangan kerohanian.
e.       Teori pekembangan empirisme.
f.       Teori pekembangan nativisme.
g.      Teori pekembangan konvergensi.
h.      Teori pekembangan rekapitulasi.
i.        Teori kemungkinan berkembang.
j.        Teori perkembangan menurut psikologi fenomenologis.
k.      Teori interaksionisme.
l.        Teori perkembangan menurut pskologi kognitif.
m.    Teori behavior dan belajar sosial.

B.   Penjelasan Masing-Masing Teori :
Teori Biologis : Teori ini dipengaruhi oleh bakat,perkembangan tidak terjadi secara spontan, dan jika perkembangan telah maju tidak dapat mundur lagi. Pengaruh lingkungan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan ikut menetukan sifat dapat terlihat yang dimiliki organisme dalam periode tertentu ( fenotype ). Kelemahan teori nampak pada penelitian anak kembar. Anak kembar identik yang dibesarkan dalam lingkungan berbeda, mengalami proses perkembangan  Anak bukan merupakan makhluk relatif, yang berbeda pula. Tetapi ia juga secara aktif mencari dan menemukan kesempatan untuk mengembangkan pribadinya.
Teori Lingkungan : Teori ini berpendapat bahwa lebih mementingkan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak termasuk teori- teori belajar dan teori-teori mengenai sosialisasi yang bersifat sosiologis. Kedua macam teori ini sebetulnya sama karena prinsip sosialisasi itu adalah suatu bentuk belajar sosial. Hal ini juga berlaku bagi enkulturasi, yaitu memperolehnya pola-pola tingkah laku kulturnya sendiri.
Teori Psikodinamika : Teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat sosio-efektif,yakni keteganggan yang ada dalam diri seseorang itu ikut menentukan dinamikanya ditengah lingkungannya. Unsur-unsur yang sangat ditentukan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainya. Para teoritis psikodinamika percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat dipengaruhi oleh dorongan- dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa sejak lahir serta pengalaman- pengalaman sosial dan emosional mereka.
Teori Ilmu Kerohanian (1833-1911) : Teori ini berpendapat bahwa gejala-gejala psikis seseorang tidak mungkin dapat diterangkan seperti halnya dilakukan pada gejala-gejala fisik. Hal itu dapat dilakukan pada gejala fisiologi seperti misalnya pada permulaan pemasakan seksual (pubertas atau permulaan masa remaja). Pemasakan seksual adalah suatu gejala psikologis tetapi remaja memberikan suatu arti dalam keseluruhan struktur psikologinya.
Teori Interaksionisme : Teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau perilaku anak ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksud perkembangan kognitif seorang anak bukan merupakan perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan interaksi budaya. Pengaruh datang dari pengalaman dalam berinteraksi budaya serta dari penamaan nilai-niai lewat pendidikan (disebut transmisi sosial) itu diharapkan mencapai suatu stadium yang disebut ekuilibrasi yakni keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi pada diri anak.
Teori Perkembangan Menurut Psikologi Kognitif : Teori ini lebih menitik beratkan pada proses kognisi atau proses mental seseorang juga pada proses aktivitas internal manusia. Aktivitas manusia menurut psikoogi kognitif adalah suatu proses mental yang berkaitan dengan thinking (berfikir) dan memori (ingatan). Teori ini bisa disebut dengan “information processing theory” karena proses mental ini berkaitan dengan bagaimana manusia memproses informasi yang masuk ke dalam jaringan pikiran dan ingatan untuk selanjutnya direproduksi kembali.
Teori Behavior dan Belajar Sosial (Perilaku) : Teori ini berpendapat bahwa kegiatan organisme yang dapat diamati dan yang bersifat umum mengenai otot- otot dan kelenjar-kelenjar sekresi eksternal sebagaimana terwujud pada gerakan bagian-bagian tubuh atau pada pengeluaran air mata, keringat. Di luat tradisi behavioral, berkembang keyakinan bahwa perkembangan adalah perilaku yang dapat diamati, yang mempunyai 2 halyang dipelajari yaitu melalui pengalaman dan lingkungan. 
Teori Perkembangan Menurut Fenomenolofis Dari Fenomenologis : Teori ini berpendapat bahwaa setiap pelajaran harus meaningful bagi manusia dan kemanusiaan, karena manusia adalah makhluk social di samping juga sebagai makhluk individual. Materi pendidikan yang baik adalah yang sebanyak-banyaknya memiliki fungsi pengembangan proses sosialisasi anak, sehingga proses belajar itu tidak bersifat individual saja, melainkan juga harus berlangsung secara kompak. Sebab secara kodrati manusia membutuhkan bantuan atau pertolongan orang lain. Karena itu dengan belajar kelompok, anak akan saling bantu dan saling tolong- menolong. Selanjutnya, untuk mengembangkan kemampuan eksplorasi pada anak, ia harus diberi kesempatan untuk bekerja mandiri.
Teori Konvergensi : Teori ini berpendapat bahwa jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling menopang, yakni faktor bakat dan pengaruh lingkungan, keduanya tidak dapat dipisahkan seolah- olah memadu, bertemu dalam satu titik. Di sini dapat dipahami bahwa kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila dibina oleh suatu pendidikan (pengalaman) yang baik serta ditopang oleh bakat yang merupakan pembawaan lahir.
Teori Rekapitulasi : Teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan dari perkembangan seluruh jenis manusia.
Teori Kemungkinan Berkembang  : Teori ini berpendapat bahwa anak adalah makhluk manusia yang hidup, ada alasan-alasan dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya, sehingga ia membutuhkan perhatian dan perlindungan agar  perkembangan anak terjadi dengan baik.
Teori Nativisme : Teori ini berpendapat bahwa anak yang lahir telah dilengkapi pembawaan bakat alami. Dan pembawaan (nativus=pembawaan) inilah yang akan menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh lain dari luar tidak akan mampu mengubah pembawaan anak.
Teori Empirisme : Pandangan dari teori ini yaitu, saat anak lahir ke dunia, perkembangan ditentukan karena adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan pengajaran. Anak yang lahir dianggap dalam kondisi kosong, putih bersih seperti meja lilin ( tabularasa ) ,maka pengalaman ( empiris ) anaklah yang menentukan corak dan bentuk perkembangan jiwa anak.
PENDEKATAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Pendekatan Psikologi Perkembangan
Untuk mengetahui suatu perkembangan dan pertumbuhan manusia baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari manusia tersebut maka dilakukan pendekatan-pendekatan dan metode-metode tertentu, dimana untuk memberikan pengertian bagaimana peneliti (psikolog) perkembangan melakukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan dan bagaimana cara untuk mengatasi hambatan dalam proses perkembangan.
Dalam buku Desmita (Psikologi Perkembangan) dan buku karya Prof. Dr. F.J Monks dkk (Psikologi Perkembangan), ada beberapa pendekatan dalam psikologi perkembangan yang bersifat pendekatan umum, yaitu:
1.)    Pendekatan Cross-sectional (Metode Tranversal)
Pendekatan Cross-sectional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relative singkat. Dalam pendekatan ini penelitian dilakukan terhadap orang-orang atu kelompok orang dari tingkat umur yang berbeda-beda. Suatu studi kros-sektional yang umum dapat mencakup sekelompok anak berusia 5 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun; kelompok lain dapat mencakup kelompok anak remaja dan orang dewasa, berusia 15 tahun, 25 tahun dan 45 tahun. Kelompok-kelompok yang berbeda tersebut dapat dibandingkan dalam halkeberagaman variable terikat, sepeti IQ, memori, relasi teman sebaya, kedekatan dengan orang tua, perubahan hormone, dan lain-lain. Semua ini dapat dilakukan dalam waktu yang relative singkat. Dengan mengambil kelompok orang dari tingkat umur yang berbeda ini akhirnyaakan dapat ditemukan gambaran mengenai proses perkembangan satu atau beberapa aspek kepribadian seseorang. Melalui pendekatan kros-sektionalini dapat diperoleh pengertian yang lebih baik akan factor yang khas atau yang kurang khas bagi kelompok-kelompok yang diperbandingkan.
Keuntungan utama dalam pendekatan kros-sektional ini adalah bahwa para peneliti tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu individu bertumbuh. Adapun kelemahan pendekan ini adalah bahwa pendekatan ini tidak member informasi tentang bagaimana individu berubah atau tentang stabilitas karakteristiknya. Naik turunya perkembangan dapat menjadi tidak jelas.

2.)    Pendekatan Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam jangka waktu yang lama, misalnya mengikuti perkembangan sesorang dalam jangka waktu tertentu, seperti selama masa kanak-kanak atau selama masa remaja. Dengan pendekatan ini diteliti beberapa aspek tingkah laku pada satu atau dua orang yang sama dalam waktu beberapa tahun. Dengan begitu akan diperoleh gambaran aspek perkembangan secara menyeluruh. Pendekatan longitudinal mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan Pendekatan Longitudinal  Adalah :
a.       Sampel lebih sedikit, sehingga memungkinkan untuk melakukan analisa terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.
b.      Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan dalam perkembangan, baik secara pribadi maupu dalam kelompok.
c.       Memungkinkan melakukan analisa terhadap hubungan antara proses pertumbuhan, baik aspek kematangan maupun pengalaman, karena data yang diperoleh berasal dari anak yang sama.
d.      Memberikan kesempatan untuk menganalisa efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian.

Kelemahan Pendekatan Longitudinal Adalah :
a.       Membutuhkan waktu yang yang lama dan biaya yang besar.
b.      Memerlukan banyak peneliti yang kemungkinan memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
c.       Kemungkinan terjadinya gangguan dalam selang waktu penelitian yang sedang dilakukan, misalnya bila orang pindah tempat atau meninggal.

3.)    Pendekatan Sekuensial                         
Untuk mempelajari perkembangan rentang hidup, sejumlah pakar psikologi perkembangan juga menggunakan kombinasi dari pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinal. Kombinasi pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinal inilah yang dinamakan pendekatan sekuensial. Dalam banyak hal, pendekatan ini mulai dengan studi kros-sektional yang mencakup individu dari usia yang berbeda. Berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pengukuran awal, individu yang sama diuji lagi (ini merupakan aspek longitudinal dari rancangan) Pada waktu selanjutnya,, sekelompok subjek baru diukur pada masing-masing tingkat usia. Kelompok baru pada masing-masing tingkat ditambahkan pada waktu berikutnya untuk mengontrol perubahan yang (gugur) dari studi, atau pengujian ulang mungkin telah meningkatkan kinerja mereka.
Meskipun pendekatan ini kompleks, mahal, dan lama, namun benar-benar memberikan informasi yang tidak mungkin diperoleh dari pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinal. Pendekatan sekuensial sangat berguna, terutama dalam menguji pengaruh kohor (generasi) pada perkembangan rentang hidup.

4.)    Pendekatan Cross-cultural (Pendekatan Lintas Budaya)
Pendekatan cross-cultural adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengetahui perbedan-perbedaan atau persamaan-persamaan perkembangan anak pada latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini adalah karena dengan pendekatan ini akan diperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang proses perkembangan seseorang. Melalui pendekatan ini bisa dijelaskan hipotesa-hipotesa yang ada melalui faktor-faktor yang diperoleh, misalnya tentang besar kecilnya pengaruh dari faktor sosial, ekonomi, pola pengasuhan dan gaya hidup terhadap cirri-ciri kepribadian dan perkembangan-perkembangan kogniotif.
Pendekatan ini dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang berbeda latar belakang kebudayaanya, baik melalui percobaan, maupun tes pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pengumpulan data lainya untuk diolah dan dianalisa persamaan dan perbedaanya. Dengan pendekatan ini suatu hipotesa mengenai tes, misalnya yang bebas-budaya (cultural-free) atau norma-norma yang dianggap universal (misalnya kemampuan berbicara) dapat dibuktikan kebenaranya. Demikian pula mengenai urutan-urutan dalam perkembangan pentahapan dalam perkembangan, apakah merupakan norma yang universal atau berlaku pada suatu kelompok keturunan tertentu, dapat diselidiki dengan pendekatan lintas budaya ini.
Dengan demikian pendekatan lintas-budaya (cross-cultural) mengenai urutan-urutan dalam perkembangan, pentahapan dalam perkembangan, apakah merupakan norma yang universal atau berlaku pada suatu kelompok keturunan tertentu, dapat diselidiki dengan latar belakang kebudayaan yang sangat berbeda.
FASE PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK DIDALAM KANDUNGAN

Minggu pertama :
8 hari selepas proses persenyawaan berlaku, blastocyst (kini mengandungi 200 sel) merembeskan mukus untuk memberitahu kehadirannya di dalam rahim.

Minggu ke-2 :
Blastocyst menggelembung dan sel-sel mula berkembang dan terbagi kira-kira 2 kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut atau disauh dengan kukuh pada endometrium.

Minggu ke-3 :
Saiz embrio terbentuk dan saiznya hanyalah sepanjang 0.08 inci/2 mm. Gen janin mula hendak membentuk dalam 3 lapisan benih (sel) daripada organ badan yang akan bergabung.

Minggu ke-4 :
Janin sudah mulai membentuk struktur asas manusia dimana sel-sel mula bergabung dan pada masa itu embrio sudah mulai memanjang kira-kira 1/4 inci (6 mm = sebesar biji tembikai).
Pada masa ini sudah kelihatan pembentukan otak dan tulang belakang serta anggota lain seperti jantung yang mengepam darah ke paru-paru dan aorta (urat besar yang membawa darah daripada jantung).

Minggu ke-5 :
Embrio akan terus membesar. Terdapat 3 lapisan iaitu ectoderm, mesoderm dan dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas. Ianya akan membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Manakala lapisan mesoderm pula yang berada pada lapisan tengah akan membentuk organ penting yang asas iaitu jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Sistem peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.
Akhir sekali ialah lapisan endoderm iaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk organ dalaman seperti usus, hati, pankreas dan pundi kencing.

Minggu ke-6 :
Sekiranya pemeriksaan secara ultrasound dilakukan, kita akan dapat melihat janin sudah membentuk kepala dan badan. Biasanya getaran jantungnya juga sudah dapat dikesan.

Minggu ke-7 :
Pembentukan bayi semakin jelas terbentuk. Kepala bayi seolah-olah tertunduk dan berada dalam cecair (air ketuban atau amnotic sac) yang akan memberikan keperluan tumbesaran bayi semasa dalam kandungan.

Minggu ke-8 :
Seluruh organ tubuh utama bayi telah terbentuk meskipun belum berkembang sempurna. Mata dan telinga mulai terbentuk. Jantung berdetak kuat. Dengan ultrasound kita dapat melihat jantung janin berdenyut.

Minggu ke-9 :
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
                                                                                                                                
Minggu ke-10 :
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke-11 :
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.

Minggu ke-12 :
Panjang janin sekarang sekitar 6,5 cm dan bobotnya sekitar 18 gram. Kepala bayi menjadi lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Jari-jari tangan dan kaki terbentuk dan kuku mulai tumbuh. Bayi mulai menggerak-gerakkan tungkai dan lengannya, tetapi ibu belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.
Minggu ke-13 :
Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.
Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.
Minggu ke-14 :
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.
Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak
Minggu ke-15 :
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup.
Minggu ke-16 :
Panjang janin sekarang sekitar 16 cm dan bobotnya sekitar 35 gram. Dengan bantuan scan, kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat melihatnya bergerak-gerak. Ia menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya, menendang dan menyepak. Inilah tahap paling awal di mana ibu dapat merasakan gerakan bayi. Rasanya seperti ada seekor kupu-kupu dalam perutmu. Tetapi, ibu tidak perlu khawatir jika belum dapat merasakan gerakan ini. Jika si bayi adalah anak pertama, biasanya ibu agak lebih lambat dalam merasakan gerakannya.
Minggu ke-17 :                                           
Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18 :
Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
Minggu ke-19 :
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
Minggu ke-20 :
Bayi masih berenang-renang dalam lautan air ketuban. Ia tumbuh dengan pesat, baik dalam bobot maupun panjangnya yang sekarang telah mencapai 25 cm, yaitu separuh dari panjangnya ketika ia dilahirkan nanti dan bobotnya sudah sekitar 340 gram. Bayi membuat gerakan-gerakan aktif yang dapat dirasakan ibu. Mungkin ibu memperhatikan ada saat-saat di mana bayi tampaknya tidur, dan saat-saat lain di mana ia melakukan banyak gerak.



Minggu ke-21 :
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.
                     
Minggu ke-22 :
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.


Minggu ke-23 :
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan “berolahraga”, menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram
Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.

Minggu ke-24 :
Sekarang panjang bayi sekitar 32 cm dan bobotnya 500 gram. Ibu dapat merasakan bagian-bagian tubuh bayi yang berbeda yang menyentuh dinding perutnya. Otot rahim ibu meregang dan terkadang ibu merasakan sakit di bagian perutnya.

Minggu ke-25 :
Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan.
Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm

Minggu ke-26 :
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
 
Minggu ke-27 :
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan.
Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.

Minggu ke-28 :
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh.
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.

Minggu ke-29 :
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.

Minggu ke-30 :
Kepala bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mungkin mengalami tekanan di bagian diafrakma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar 1700 gram dan panjangnya sekitar 40 cm.


Minggu ke-31 :
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.

Minggu ke-32 :
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi .


Minggu ke-33 :
Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.

Minggu ke-34 :
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.
            
Minggu ke-35 :
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.

Minggu ke-36 :
Bayi sudah hampir sepenuhnya berkembang. Sewaktu-waktu ia dapat turun ke rongga pinggul ibu. Kulit bayi sudah halus sekarang dan tubuhnya montok. Apabila ia bangun, matanya terbuka dan ia dapat membedakan antara terang dan gelap. Sekarang panjang bayi sekitar 50 cm dan bobotnya berkisar antara 2500 hingga 4500 gram.


Janin usia 37 hingga 42 Minggu
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.
Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu yang telah diperkirakan. Persentasenya hanya 5% bayi lahir tepat pada tanggal yang diperkirakan. Waktu yang telah lama dinanti hampir tiba dan si bayi akan segera melihat dunia. Sementara itu, rambut lanugo (= rambut badan) bayi telah lenyap meskipun mungkin masih ada yang tersisa di punggung dan dahinya. Sebagian bayi lahir agak terlalu cepat, sebagian lainnya agak sedikit terlambat.
                                                                                                                


















PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MASA BAYI
Tahap-tahap Perkembangan Periode Bayi (Usia 2 Minggu – 2 Tahun)

Ciri-ciri masa bayi:  
1. Masa bayi merupakan dasar periode kehidupan yanag sesungguhnya, karena pada  
     masa ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.
2. Masa bayi merupakan masa dimana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat baik secara
    fisik dan psikologis.
3. Masa bayi merupakan periode berkurangnya ketergantungan yang disebabkan oleh efek
    dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh.
4. Masa bayi merupakan masa meningkatnya individualitas.
5. Masa bayi merupakan permulaan sosialisasi.         
Cara yang dilakukan bayi untuk menunjukkan keinginan menjadi bagian dari kelompok sosial adalah :
a)      Protes bila dibiarkan sendiri selama beberapa waktu
b)      Mencoba memperoleh perhatian darimorang lain
c)      Berprilaku akrab
6. Masa bayi merupakan permulaan berkembangnya penggolongan peran seks, perlakuan
   yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.
   Ex : warna pakaian yang di pilihkan, mainan, dll
7. Masa bayi adalah periode yang menarik.
8. Masa bayi merupakan periode yang berbahaya.

Perkembangan Aspek Fisik

1. Pola Perkembangan Fisik

Ø  Berat badan
a)      Pada usia 4 bulan, berat bayi biasanya bertambah 2x lipat.
b)      Pada usia 1 tahun, berat bayi 3x berat pada waktu ia lahir.
c)      Meningkatnya berat tubuh selama periode bayi disebabkan karena peningkatan jaringan lemak.



Ø  Tinggi badan
a)      Pada usia 4 bln, ukuran bayi 23 dan 24 inci.
b)      Pada usia 1 tahun, antara 28 dan 30 inci.
c)      Pada usia 2 tahun, antara 32 dan 34 inci.
Ø  Proforsi fisik
Pertumbuhan kepala berkurang pada masa bayi, sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat.
Ø  Tulang
a)      Jumlah tulang meningkat selama masa bayi.
b)      Pengerasan tulang dimulai pada awal tahun pertama sampai pebertas.
c)      Ubun-ubun atau daerah otak yang lunak telah tertutup pada usia 18 bulan.

Ø   Otot dan lemak
a)      Urat otot sudah ada waktu lahir tetapi dalam bentuk yang belum berkembang.
b)      Pada periode bayi urat otot berkembang lamban dan jaringan lemak berkembang pesat.
Ø  Bangun tubuh
    Ada 3 bentuk bangun tubuh, yaitu :
a)      Ektromorfik : Cenderung panjang dan langsing.
b)      Endromorfik : Cenderung bulat dan gemuk.
c)      Mesomorfik : Cenderung berat, keras dan empat persegi.

Ø  Gigi
a)      Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan dan terakhir adalah gigi gerahan.
b)      4 gigi susu yang terakhir baru muncul pada tahun pertama periode kanak-kanak.

Ø  Susunan syaraf
a)      Berat otak pada waktu lahir 1/8 berat total bayi.

Ø  Organ perasa
a)      Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit.

2. Perkembangan Motorik
    Gerakan-gerakan tubuh(motorik) sesuai dengan usia bayi.
    Ex : usia 3 bulan menarik-narik selimut dan baju.



Pengendalian Motorik Antara Lain :
a.       Pengendaliaan mata
b.      tangan
c.       Tersenyum
d.      Lengan
e.       Menahan kepala
f.       Daerah tungkai
g.      Berguling
h.      Duduk

Fungsi Psikologis
1. Pola Tidur
a)      Selama tahun pertama periode bayi lama rata-rata tidur malah meningkat dari 8 ½ jam pada minggu pertaman hingga 10 jam pada minggu pertama.
b)      Setelah 12 minggu pertama, pola tidur tetap konstan.
c)      Selama 3 bulan pertama, penurunan jumlah waktu tidur siang diimbangi oleh peningkatan jumlah waktu tidur malam.
d)     Siklus bangun tidur sepanjang tahun pertama selama kira-kira 1 jam terjadi baik pada waktu tidur siang maupun tidur malam.dengan tidur lelap hanya kira-kira 23 menit.
2. Pola Makan            
a)      Sejak lahir hingga usia 4 atau 5 bulan semua pola makan dalam bentuk mengisap dan menelan.
b)      Pola makan mengunyah umumnya baru muncul 1 bulan sesudah perkembangan pola menggigit.

3. Pola Buang Air
a)      Pengendalian buang air besar rata-rata mulai pada usia 6 bulan. Sedangkan pengendalian buang air kecil mulai rata-rata usia-usia 15 dan 16 bulan.
b)       Kebiasaan pengendalian buang air besar baru terbentuk pada akhir masa bayi, meskipun kadang kala terjadi penyimpangan, terutama ketika bayi lelah , sakit atau secara emosional sangat senang.








Keterampilan-Keterampilan Umum Pada Masa Bayi.
1. Keterampilan Tangan                                 
a)      Makan sendiri
b)       Berpakaian sendiri
c)      Mengurus dirisendiri
d)      Keterampilan bermain

2. Keterampilan Kaki
a)      Bayi belajar melompat dari tempat tinggi biasanya dengan gerakan-gerakan seperti berjalan.
b)      Bayi memanjat tangga mula-mula dengan cara merangkak dan merambat setelah dapat berjalan sediri,ia baik dan turun dalam posisi tegak.meletakkan satu kaki pada tangga dan menarik kaki satunya.
c)      Bayi dapat berenang dengan menceburkan tangan dan menendang-nendang kaki

3. Perkembanga Intelegensi
a)      Sejak tahun pertama dari usia anak,fungsi intelegensi sudah mulai tampak dalam tingkah laku anak, ex: dalam tingkah laku motorik dan berbicara.
b)      Anak-anak yang cerdas menunjukkan gerakan-gerakan yang lancar,serasi dan terkondisikan,sedangkan anak yang kurang cerdas, gerak-gerakannya kaku, dan kurang terkondisikan.

4. Perkembangan Kognitif Pada Usia Bayi
a)      Mengembangkan imitasi, memori dan berfikir.
b)      Bergerak dari kegiatan yang bersifat refleks ke aktivitas yang mengarah kepada tujuan (syansu yusuf: 155).







5. Perkembangan emosi
  1. Usia 0-8 minggu.
a)      Emosi anak sangat bertahan dengan perasaan indrawi (fisik), dengan kualitas perasaan : senang dan tidak senang jasmaaniah, misalnya bayi tidur pulas jika merasa kenyang .
  1. Usia 8 minggu – 1 tahun
a.       Perasaan psikis sudah mulai berkembang.
b.      Anak merasa senang bila melihat maianan yang digantungkan di depan matanya atau melihat orang yang telah dikenalinya.
c.       Tidak merasa senang terhadap benda/ orang asing.
  1. Usia 1 tahun- 3 tahun
a.       Emosinya sudah mulai terarah pada sesuatu,ex: orang,benda dan mahkluk lain.
b.        Anak dapat menyatakan perasaanya dengan menggunakan bahasa.

Pola perkembangan emosi pada periode bayi.

1. Kemarahan
     Tanggapan marah biasanya berbentuk:
a.       Menjerit.
b.      Maronta-ronta.
c.       Memukul.
d.      Menendang apa saja yang ada di depannya.

2.  Ketakutan
Perasaan yang mungkin membangkitkan ketakutan bayi adalah:
a.       Suara keras
b.      Barang
c.       Situasi asing
d.      Ruang gelap
e.       Binatang

3. Rasa ingin tahu
a.       Pengungkapan rasa ingin tahu bisa melalui ekspresi wajah

4. Kegembiraan
Pengungkapan rasa gembira dengan cara:
a.       Tersenyum
b.      Tertawa
c.       Menggerakkan lengan serta kaki.

5. Afeksi
Pengungkapan afeksi dengan cara:
a.       Memeluk
b.      Menepuk
c.       Dan mencium barang/ orang yang di cintai.


Reaksi Sosial Kepada Orang Dewasa
a)      2 sampai 3 bulan
Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang memenuhikebutuhan-kebutuhannya.
b)      4 sampai 5 bulan
Bayi ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya.
c)      6 samapai 7 bulan
Bayi membedakan “teman” dan “orang asing”.
d)     8 sampai 9 bulan
Bayi mencoba meniru kata-kata,isyarat dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain.
e)      12 bulan
Bayi bereaksi terhadap larangan “jangan-jangan”
f)       16 sampai 18bulan
Negativisme, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari orang dewasa ditunjukkan dengan prilaku menarik diri atau ledakan amarah.

g)      22 sampai 24 bulan
Bayi bekerja sama dengan sejumlah kegiatan ritun,ex: berpakaian,makan, dan mandi.

Reaksi Sosial Kepada Bayi-Bayi Lain
a.       4 sampai 5 bulan
Bayi mencoba menarik perhatian bayi atau anak lain dengan melambungkan badan keatas.
b.      6 sampai 7 bulan
Bayi tersenyum dengan bayi lain dan menunjukkan minat terhadap tangisannya.
c.       9 sampai 13 bulan
Bayi mencoba meremasi pakaian dan rambut bayi-bayi lainnya.
d.      13 sampai 18 bulan
Berebut mainan sekarang berkurang dan bayi lebih bekerja sama dalam bermain dan mau berbagi rasa.
e.       18 sampai 24 bulan
Bayi lebih berminat dengan bayi lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengan nya.

Perkembangan Bermain
 Ciri-ciri permainan pada masa bayi:
  1. Dalam permainan bayi tidak terdapat aturan
  2. Permaiana lebih merupakan bentuk permainan sendiri dan tidak bersifat sosial.
  3. Jenis permainan bayi tergantung pada perkembangan fisik,motorik dan intelek.
  4. Permainan banyak ditandai oleh banyak pengulangaan dan tidak banyak ragamnya.
Pola Cara Bermain Bayi Pada Umumnya:
1. Sensomotorik
ex: tendangan
2. Menjelajah
Ex: memasukkan jari kedalam pusar




3. meniru:
Ex: membaca majalah,menyapu lantai dan menulis,
4. berpura-pura
Ex: memberikan sifat kepada mainannya seperti sifat2 yang sesungguhnya.
5.Permainan
Ex:cilub ba...biasa nya bersama orang tua atau nenek dan kakek.
6. Hiburan
Ex: bayi senang dinyanyikan.

Perkembangan Kepribadian
1.      Pada masa bayi masi berkembang sikap egosentris, sehingga dia hanya mementingkan diri sendri dan tidak menghiraukan orang lain.
2.      Sikap egosintris ini mempengaruhi sikap sosial bayi seperti:
a.       Semua orang harus melayani dirinya.
b.      Semua orang harus tunduk kepada kehendaknya.
c.       Segala sesuatu yang dikehendaki oleh bayi harus ada dan harus dipenuhi.

Perkembangan Moral
1.      Pada masa bayi,tingkah lakunya hampir semuanya didominasi oleh dorongan naluriah belaka. Sehingga tingkah laku bayi belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak bermoral.
2.       Pada masa bayi,anak cenderung suka mengulang perbuatan yang menyenangkan dan tidak mengulangi perbuatan yang menyakitkan.

Perkembangan  Kesadaran Beragama
  1. Mengenalkan konsep-konsep atau nilai-nilai agama kepada anak melalu bahasa
  2. Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang
  3. Memberi contoh dalam mengamalkan ajaran-ajaran secara baik.
Bahaya Fisik Selama Masa Bayi
  1. Kematian
  2. Kematian ranjang

  1. Penyakit
  2. Kecelakaan
  3. Kekurangan gizi
  4. Dasar utama menjadi gemuk
Bahaya Psikologis Selama Masa Bayi
a)      Bahaya dalam perkembangan motorik
b)      Bahaya dalam berbicara
c)      Bahaya emosi
d)     Bahaya sosial
e)      Bahaya bermain
f)       Bahaya moralitas
               













PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN
Sangatlah tidak bisa dipisahkan mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak saat lahir. Perkembangan motorik dan fisik anak sangatlah berhubungan dengan pertumbuhan psikis anak. Oleh karena itu psikologli perkembangan anak usia dini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan anak saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikiri, perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial. Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Guna mendukung hal tersebut berikut adalah beberapa hal yang harus di perhatikan orang tua mengenai perkembangan anaknya.
Perkembangan Kognitif         
Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:
  • Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun.
  • Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.
  • Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.
  • Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika, agama dan lain-lain.
Perkembangan Fisik Anak                                     
Mengenai perkembangan fisik anak bisa dilihat dari perkembangan motroik anak. Perkembangan motorik anak ini terbagi lagi ke dalam perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar.
Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang tidak dikenal dan ditakutinya.
  • Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain.
  • Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.


Perkembangan Sosio-emosional
Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan.
  • Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
  • Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.











PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FASE ANAK – ANAK SAMPAI DEWASA
                                    
Masa Awal Anak Anak (Early Chidhood) :
Periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak - anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak - anak.

 Masa Pertengahan Dan Akhir Anak Anak (Middle And Late Childhood) :
Periode perkembangan yang merentang dari usia kira - kira enam hingga sebelas tahun, yang kira - kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan - keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.

  Masa Remaja (Adolescence) :
Suatu periode transisi dari masa awal anak - anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira - kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.




Masa Awal Dewasa (Early Adulthood) :
Periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.

Masa Pertengahan Dewasa (Middle Adulthood) :
Periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
                                   
Masa Akhir Dewasa (Late Adulthood) :
Periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.










PSIKOLOGI PERKEMBANGAN FASE DEWASA DAN FASE LANSIA
Pengertian Psikologi Perkembangan Fase Dewasa
Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya.
Menurut pendapat J.P Chaplin, 1979 dan Ross Vasta, dkk.,1992 menyatakan bahwa psikologi perkembangan marupakan salah satu bidang psikologi yang memfokuskan kajian atau pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan dari masa konsepsi (pra-natal) sampai mati.
Sedangkan istilah “dewasa” berasal dari kata latin yaitu adults yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan telah siap meneria kedudukan dalam masyarakat bersamaan dengan orang dewasa lainnya Jadi psikologi perkembangan fase dewasa yaitu salah satu bidang psikolog yang memfokuskan pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan pada fase dewasa.
Karakteristik Perkembangan Pada Fase Dewasa
Setiap kebudayaan memuat pembedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasa secara resmi. Masa dewasa dapat dikatakan sebagai masa yang paling lama dalam rentang hidup. Selama masa yang panjang ini, perubahan fisik dan psikologis terjadi pada waktu-waktu yang dapat diramalkan yang menimbulkan masalah-masalah penyesuaian diri, tekanan-tekanan, serta harapan-harapan. Saat terjadinya peubahan-perubahan fisik dan psikis tertentu, masa dewasa biasanya dibagi menjadi tiga periode yang menunjuk pada perubahan-perubahan tersebut, yaitu:



A). Masa Dewasa Dini (Dewasa Awal)
Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan baru. Periode ini secara umum berusia sekitar 18-25 dan berakhir sekitar 35-40 thn.Dewasa Dini, memiliki ciri-ciri yaitu :
  • Fsikis : fungsi organ-organ berjalan dengan sempurna dan mengalami masa produktifitas yang tinggi
  • Fungsi motorik : memiliki kecepatan respon yang maksimal dan mereka dapat menggunakan kemampuan ini dalam situasi tertentu dan lebih luas.
  • Fungsi psikomotorik :Kemampuan kaki : mampu berjalan dan meloncat secara maksimal, biasanya atlit yang berprestasi mencapai puncak kejayaannya atau klimaknya pada usia dewasa muda.
  • Bahasa : Keterampilan berbahasa lebih dikuasai, dan lebih supel serta mudah berkomunikasi dengan orang lain.
  • Intelegensi : Kemampuan berfikir lebih realistis dan berfikir jauh kedepan, strategis dan selalu bersemangat untuk  berwawasan luas.
  • Emosional : stabilitas emosi masih mengalami naik turun, namun tetap terkontrol dan cendrung mengarah ketitik ketitik keseimbangan dan bisa mnerima tanggung jawab.
B). Masa Dewasa Madya (Dewasa Tengah)
Usia madya berusia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diiringi oleh penurunan daya ingat. Usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi dalam dua sub bagian, yaitu: (1) Usia madya dini dari usia sekitar 35-50 tahun, dan (2) Usia madya lanjut dari 50-60 tahun. Pada periode usia madya lanjut, perubahan fisik dan psikologis menjadi lebih kelihatan. Ciri- ciri dari masa dewasa madya yaitu:
  • Fsikis : fungsi organ-organ berjalan sempurna namun mulai mengalami gangguan-gangguan, seperti penyakit pada saluran pencernaan, dll.
  • Fungsi motorik : memiliki kecepatan respon yang baik, tetapi diakhir usia dewasa madya kecepatan respon mengalami penurunan.

  • Fungsi psikomotorik :
            Kemampuan kaki : mampu berjalan dan meloncat, diakhir usia madya kemampuan
           kaki mulai mengalami keterbatasan.
  • Bahasa : Keterampilan berbahasa lebih sopan, agak bijak dan lebih dewasa
  • Intelegensi : Kemampuan berfikir masih realistis.
  • Emosional : stabilitas emosi masih sudah seimabang, terkontrol.
  • Sosial : Masa dewasa madya awal biasanya lebih giat bermasyarakat dan mengenal tetangga.
  • Moralitas dan keagamaan :  sangat menghargai adat istiadat dan daya tarik kearah religi mulai terlihat apalagi diusia madya akhir.
C). Dewasa Akhir (Usia Lanjut)
Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakuan penyesuaian diri secara baik atau buruk. Akan tetapi, ciri-ciri usia lanjut cendrung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk daripada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan.

Ciri-ciri usia lanjut yaitu:
·   Perbedaan Individual Pada Efek Menua
     Sebagai kebiasaan hukum umum bahwa penuaan fisik lebih cepat dibandingkan dengan penuaan mental, walaupun hal yang sebaliknya juga kadang-kadang terjadi, terutama apabila seseorang sangat memikirkan proses ketuannya dan membiarkan saja penuaan mentalnya terjadnya terjadi apabila tanda-tanda pertama ketuaan fisik tampak.
·  Perubahanfungsi inderawi
      Terjadi perubahan umum fungsi inderawi pada usia lanjut, mulai dari terjadi kemunduran atau berkurang fungsinya, hingga kehilangan fungsi inderawi, yaitu: indra penglihatan, indera pendengaran, indera perasa, indera penciuman, indra perabaan dan indera sensitivitas terhadap rasa sakit.



·  Perubahan Kemampuan Motorik
-  kelenturan otot-otot tangan bagian depan dan otot-otot yang menopang tegaknya tubuh.
-  Penurunan kecepatan dalam bergerak mulai melemah
-  Kekuatan orang usia lanjut cendrung menjadi canggung dan kagok.

Pengertian Lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Ciri-Ciri Usia Lansia
Terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
a)      Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
b)      Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.



c)      Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
d)     Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
                                                  
Macam – Macam Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Perubahan Jasmani
Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder (secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat dapat mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran.
Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang punggung menjadi telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia.


Perubahan Jasmani Yang Terjadi Pada Lansia :
1)      Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga merupakan salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru dan memar. Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit mengasilkan minyak yang lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan kelembabanya dan mejadikan kulit kering dan gatal-gatal. Dengan berkurangnya lapisan lemak ini resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit.
2)      Penuaan juga mengubah sistim saraf. Masa sel saraf berkurang yang menyebabkan atropy pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing sel memiliki lebih sedikit cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi pesan menuju otak. Setelah saraf membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat untuk beristirahat sehingga tiidak dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain. Selain itu juga terdapat penumpukan produksi buangan dari sel saraf yang mengalami atropy pada lapisan otak yang menyebabkan lapisan plak atau noda.
3)      Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat menebabkan gangguan berfikr. Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau hilang.
4)      Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial.
5)      Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubhan saraf audiotorik. Kerusakan indara pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia.
6)      Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas.
Perubahan Intelektual
Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun. kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya.
Perubahan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Perubahan Spiritual                 
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Perubahan Sosial
Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002, h.239).         
Perubahan Kehidupan Keluarga
Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia tersebut berusia 50 sampai 55 tahun. Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi.


 Hubungan Sosio-Emosional Lansia
Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan datang. Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar