Jumat, 01 April 2016

Hakekat Penilaian Alternatif ( Penilaian Kinerja, Portofolio ).



MAKALAH
Hakekat Penilaian Alternatif
( Penilaian Kinerja, Portofolio )

Dosen Pengampu : Kukuh Andri Aka, M.Pd
Penyusun
Kelompok 1 : - Dani Darmawan
                               - Jessicha Ayu Wulandari
                               

Universitas Nusantara PGRI Kediri
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi PGSD
2015




BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).
Sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian terhadap input, output dan kualitas proses pembelajaran itu sendiri.
Teknik non tes pada evaluasi penilaian hasil belajar, biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian instrumen Non-tes ?
2. Apakah yang dimaksud hakekat penilaian alternataif ?
3. Apa fungsi dari penilaian alternatif ?
4. Apa saja jenis-jenis penilaian alternatif ?

1.3 Tujuan Penyusunan Makalah
            1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari instrumen non-tes dalam pembelajaran.
            2. Untuk mengerti dan memahami tentang hakekat penilaian alternataif.
            3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari penilaian alternatif.
            4. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis penilaian alternatif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Instrumen Non-Tes
Instrumen non tes berarti tehnik penilaian dengan tidak menggunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes saja. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.
2.2 Hakekat Penilaian Alternatif
            Sejak pertengahan tahun 1980-an, para ahli pendidikan banyak berbicara mengenai kelemahan tes baku yang peranannya semakin dominan dalam system persekolahan. Tes baku yang didasarkan pada prinsip validitas, reliabilitas, keamanan, kemanfaatan dan akurasi suatu pengukuran hasil belajar, semakin luas dipersoalkan karena dianggap sebagai bagian yang terisolir dari proses belajar secara keseluruhan.
Secara sederhana, penilaian alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk memberi penilaian kinerja atau hasil belajar siswa. Istilah tradisional yang digunakan dalam konteks pengertian diatas terutama tes baku yang menggunakan perangkat tes objektif. Ada kalanya istilah penilaian alternatif diidentikkan dengan penilaian istilah lain seperti penilaian otentik dan penilaian kinerja. Disebut sebagai penilaian otentik karena penilaian alternatif sengaja dirancang untuk menjamin keaslian dan kejujuran penilaian serta hasilnya terpecaya. Disebut penilaian kinerja, karena siswa diminta menunjukkan penguasaannya tentang bidang ilmu tertentu, menjelaskan dengan kata-kata dan caranya sendiri tentang peristiwa tertentu.
Istilah penilaian alternatif secara luas didefinisikan sebagai metode penilaian apapun yang alternatif. Penilaian alternatif menuntut siswa untuk menunjukkan keterampilan dan pengetahuan yang tidak dapat dinilai dengan menggunakan penilaian berupa tes. Penilaian alternatif berusaha untuk mambuat siswa berpikir kritis dan evaluasi keterampilan dengan meminta siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas terbuka yang sering mengambil lebih dari satu periode kelas untuk menyelesaikan.
Ada beberapa alasan memilih untuk memanfaatkan tes atau penilaian alternatif, baik dalam proses maupun dalam produk proses pembelajaran.
  1. Keberhasilan atas terjadinya perubahan lebih tergantung pada kerja keras dibandingkan penjejalan pelajaran dimenit terakhir.
  2. Bentuk ini lebih menghargai yang konsisten, karena menuntut keterlibatan dalam proses pembelajaran secara langsung.
  3. Penilaian ini menuntut respon segera dari dosen atau guru.
  4. Penilaian ini menuntut dosen atau guru melakukan komunikasi yang lebih baik, lebih terbuka,  dan lebih jelas terhadap mahasiswa atau siswa.
  5. Moodel penilaian ini dapat memotivasi untuk bekerja dengan cara dan gaya yang berbeda sesuai dengan kecendrungan masing- masing.
  6. Model penilaian ini dapat mengurangi “jarak” hubungan yang berbeda antara fungsi guru dan siswa, dan dapat meciptakan hubungan yang akrab antara kedua belah pihak.
  7. Model penilaian ini diyakini lebih adil, lebih mudah mengukur kompetensi, kualitas, dan keahlian, serta bernilai dalam konteks external.
  8. Menggunakan metode penilaian standar membuat aktivitas mendekati kehidupan nyata.
2.3 Fungsi Penilaian Alternatif
Fungsi penilaian alternatif adalah sebagai berikut :
  1. Sebagai pemantauan kemampuan dan kinerja siswa .
  2. Sebagai proses yang melibatkan siswa dan guru dalam melakukan penilaian tentang siswa kemajuan dalam bahasa menggunakan strategi non-konvensional.
  3. Untuk menilai kompetensi, termasuk orang-orang yang melibatkan individu dalam membuat  penilaian diri.
  4. Sebagai “kemampuan untuk melakukan berbagai occupationally atau profesional yang relevan dengan tugas-tugas komunikatif
  5. Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan tentang mana lembar kerja mereka untuk menilai, dan untuk menjamin bahwa umpan balik disediakan.
Karateristik Penilaian Alternatif
Karateristik utama penilaian alternatif tidak hanya mengukur belajar siswa, tapi secara lengkap memberi informasi yang lebih jelas tentang proses pembelajaran. Berikut ialah empat asumsi pokok penilaian kinerja:
1)     Didasarkan pada partisipasi aktif siswa.
2)     Tugas-tugas yang diberikan/dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tak
        terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran.
3)     Penilaian tidak hanya mengetahui posisi siswa dalam proses pembelajaran, melainkan
         juga untuk memperbaiki proses pembelajaran.
4)     Dengan mengetahui lebih dulu kriteria yang digunakan, siswa akan terbuka dan aktif
        berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Ada banyak cara untuk mengimplementasikan penilaian alternatif dalam kelas. Walau bagaimanapun penilaian alternative mungkin akan menunjukkan sebagian besar karakteristik ini:
  1. Penilaian ini didasarkan pada tugas-tugas otentik yang menunjukkan kemampuan peserta didik untuk mencapai tujuan komunikasi
  2. Instruktur dan peserta fokus pada komunikasi, bukan pada jawaban yang benar dan yang salah
  3. Membantu peserta didik untuk menetapkan kriteria untuk berhasil menyelesaikan tugas komunikasi
  4. Peserta didik memiliki kesempatan untuk menilai diri mereka sendiri dan rekan-rekan mereka.
  5. Meminta para siswa untuk melakukan, menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
  6. Mendorong siswa dalam merefleksikan diri.
  7. Mengukur hasil signifikansi.
  8. Mampu berpikir tingkat tinggi dan keterampilan pemecahan masalah.
  9. Menggunakan tugas-tugas yang mewakili kegiatan instruksional bermakna.
  10. Memanggil aplikasi dunia nyata.
  11. Menggunakan penilaian manusia (bukan mesin) untuk skor.
  12. Memerlukan peran instruksional dan penilaian untuk guru.
  13. Memberikan kesempatan penilaian diri bagi siswa.
  14. Menyediakan kesempatan bagi individu maupun kerja kelompok.
  15. Mendorong siswa untuk melanjutkan aktivitas belajar di luar ruang lingkup penugasan.
  16. Eksplisit mendefinisikan kriteria kinerja.
  17. Membuat penilaian sama pentingnya dengan kurikulum dan pengajaran.
2.4 Jenis – Jenis Penilaian Alternatif
            1. Penilaian Kinerja (performance assessment)
Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa perfeformance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Istilah ini mengacu pada berbagai kegiatan penilaian guru yang memberikan kesempatan untuk mengamati siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan menggunakan keterampilan yang sedang dinilai. Sebagai contoh, di kelas sains, daripada mengambil tes pilihan ganda tentang eksperimen ilmiah, siswa benar-benar melakukan percobaan laboratorium dan menulis tentang proses dan pilihan-pilihan mereka dalam laporan laboratorium.
Tujuan tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apakah yang diketahui siswa dan apakah yang mereka lakukan. Penilaian unjuk kerja bisa dimulai secara perlahan dan teratur. Akan tetapi karena penilaian unjuk kerja menilai pemahaman siswa, maka lebih baik mengunakan penilaian dengan komentar dari pada nilai numerik. Sebab nilai memberi kesan pada siswa bahwa pekerjaan itu berhasil, sebagian, atau tidak sama sekali. Komentar guru dapat memberikan pandangan pada siswa akan pemahamannya dan merupakan dasar pekerjaan berikutnya.
Dua hal yang harus ada dalam penilaian unjuk kerja adalah standar unjuk kerja harus ditetapkan dan tugas unjuk kerja harus ditulis sehingga dapat dievaluasi menggunakan standar yang ditetapkan tersebut.
  1. Langkah – langkah penilaian kinerja
    1. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
    2. Menuliskan perilaku kemampuan – kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
    3. Membuat kriteria – kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
    4. Mendefinisikan kriteria kemampuan – kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
    5. Urutkan kroteria – kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
    6. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria – kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.

  1. Metode - Metode Yang Dapat Digunakan Dalam Penilaian Kinerja
a.      Metode holistik, digunakan apabila para penskor (rater) hanya memberikan satu buah skor atau nilai ( single rating) berdasarkan penilaian mereka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta.
b.      Metode analytic, para penskor memberikan penilaian (skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai. Dapat menggunakan checklist dan rating scale.

Contoh Instrumen Penilaian Kinerja
Standar Kompetens
Kompetensi Dasar
Memahamai hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, sudut dengan sudut, serta menentukan ukurannya.
Melukis sudut.
Uraian tugas:
  • Tugas ini dikerjakan secara individu.
  • Lukislah sudut 45º dan 60º dengan penggaris dan jangka.

















Format Penilaian Kinerja
Mata Pelajaran/Kelas                       : Matematika/VII
Kompetensi Dasar                            : Melukis sudut
Indikator Pencapaian Kompetensi  : Melukis sudut-sudut istimewa
Contoh: Format penilaian kinerja dengan skala rentang (rating scale)
No
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Kriteria penskoran
Cara
memegang
alat
Cara
melukis
sudut
Kecermatan
melukis
Kebenaran
hasil lukisan
Skor
yang
dicapai
Nilai
  • Skor 3 = ada sedikit kesalahan
  • Skor 2 = ada banyak kesalahan
  • Skor 1 = tidak melakukan
  • Skor maksimal = 16
  • Skor minimal = 4
  •  Jumlah skor dapat ditransfer ke nilai dengan
skala 0 s.d. 100
Contoh: Nilai Dewi = 14:16
× 100 = 87,5
1
Dewi
4
4
3
3
14
87,5
2
Hera






3
Yeni






4
Ismail






5
Mawar






6
Very






7
Ve






8
Dicky






9
Kia












36
Zanuba












2. Penilaian Portofolio (Asesmen Portofolio)
     
      Pengertian Dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa.
Kumpulan hasil karya siswa dalam folder dapat dikatakan sebagai portofolio jika kumpulan hasil - hasil karya tersebut dapat menggambarkan perkembangan hasil belajar siswa dari waktu ke waktu.
Tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio: collect, select, reflect, sedangkan lebih rinci karakteristik portofolio :
1.      Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara murid dengan guru
2.      Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama adanya proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk dimasukan ke dalam karya siswa
3.      Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan dan kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya
4.      Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan diterapkan secara konsisten.
Tujuannya ditetapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian kelas, portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain :
a.       Menghargai perkembangan peserta didik.
b.      Mendokumentasikan proses pembelajaran.
c.       Memberi perhatian pada prestasi kerja.
d.      Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimensasi.
e.      Meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.
f.        Bertukar informasi antara orang tua peserta didik dengan guru lain.
g.       Mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik.
h.      Meningkatkan kemampuan refleksi diri.
i.         Membantu peserta didik merumuskan tujuan.

Sedangkan fungsi dari penilaian portofolio adalah :
a.       Sumber informasi bagi guru.
b.      Sebagai alat pembelajaan.
c.       Sebagai alat penilaian autentik.
d.      Sebagai self-assessment bagi peserta didik.

Portofolio memberikan bukti nyata hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk standardized test, memberikan catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri dan merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa kepada orangtua siswa.
Untuk membedakan portofolio sebagai asesmen dan portofolio sebagai hasil karya, Shakelee et.al (1997) mengemukakan sebagai berikut:
Portofolio Sebagai Asesmen
(bagaimana saya menggunakan bukti?)
Portofolio Sebagai Hasil Karya
(mengapa saya mengumpulkan bukti?)
1.1. Sebagai landasan pengembangan level  berikutnya
11. Sebagai representasi keterampilan yang telah dimiliki
2. 2. Untuk mempromosikan pengembangan berikutnya
2.2. Sebagai bukti pengembangan suatu ranah
3. 3. Sebagai bukti kemampuan yang telah dicapai
3.3. Untuk menunjukan kemampuan yang dimiliki
4. 4. Untuk memodifikasi pengajaran yang akan dilakukan
4.4. Sebagai bahan yang akan di bahas dalam suatu pertemuan
5.5. Untuk menyesuaikan kurikulum
5. Sebagai bahan pelaporan




Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan portofolio sebagai asesmen:
1.       Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan berorientasi
pada research based criteria.
2.       Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan keterampilan siswa.
3.       Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang berkontribusi
terhadap portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials) maupun bukti non-printed (non-printed materials).
4.       Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil lukisan,
skor tes, foto dan sebagainya.
5.      Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
6.      Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari
      yang lain.
7.     Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang
     berkepentingan terhadap portofolio tersebut.

Perencanaan Portofolio
Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio Shaklee et.al (1977):
1.      Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2.      Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil belajar
      yang dapat diamati.
3.      Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum
      untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti yang
      diperlukan.
4.      Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa.
5.      Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6.      Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti
      yang dikumpulkan.
7.      Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
      informasi dan keputusan asesmen portofolio.
8.     Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
      Membandingkan.
      Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :
a.       Mendorong dan memotivasi siswa.
b.      Memonitor pelaksanaan tugas.
c.       Memberikan umpan balik.
d.      Memamerkan hasil portofolio siswa.

Pengumpulan Bukti Portofolio
Kumpulan karya siswa dapat dikatakan portofolio jika kumpulan karya tersebut merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang menunjukkan pencapaian dan perkembangan belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap bagian atau pemenggalan dari karya dalam portofolio dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang khusus. Karya siswa harus dapat menunjukkan perkembangan atau bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan tertentu.

Tahap Penilaian
1.       Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran.
2.       Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten.
3.       Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.
4.       Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan.
Prinsip Portofolio
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam menggunakan portofolio disekolah, antara lain :
  • Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa.
  • Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa.
  • Milik bersama (join ownership) antara siswa dan guru.
  • Kepuasan (satisfaction).
  • Kesesuaian (relevance).
  • Penilaian proses dan hasil.
Metode Portofolio
Pengorganisasian  dalam penilaian portofolio adalah hal yang sangat penting. Terdapat beberapa cara portofolio, tetapi semuanya mengandung hal yang paling penting, yaitu :
  1. Pengumpulan (storing),
  2. Pemilihan (sorting), dan
  3. Penetapan (dating) dari suatu tugas (task).
Menurut Nitko (2000), secara umum penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
  1. Portofolio ideal (ideal portfolio)
  2. Portofolio penampilan ( show portfolio)
  3. Portofolio dokumentasi (documentary portfolio)
  4. Portofolio evaluasi (evaluation portfolio)
  5. Portofolio kelas ( classroom portfolio)
Karakteristik perubahan portofolio siswa dari waktu ke waktu akam merefleksikan perubahan penting dalam suatu proses kemampuan intelektual siswa. Walaupun hasil portofolio bergantung kepada penampilan (performance) siswa, umtuk membedakan penilaian penampilan minimal terdapat 4 aspejk penting, yaitu :
  • Portofolio memilki rekaman kinerja siswa di kelas untuk mencapai kondisi standar yang diperlukan.
  • Portofolio menunjukan kesempatan ganda bagi siswa untuk mendemonstrasikan kompetensinya.
  • Portofolio selalu menunjukkan perbedaan bentuk dari tugas yang diberikan.
  • Sampel portofolio adalah suatu hasil dari usaha lanjut untuk memperbaiki hasil dan proses yang telah dikerjakan siswa.



Pedoman Penerapan Penilaian Porfolio
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru dalam penggunaan penilaian porfolio di sekolah sebagai berikut :
1)  Memastikan bahwa siswa memiliki berkas portofolio
  1. Menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu dikumpulkan.
  2. Siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaannya.
  3. Menentukan kriteria penilaian yang digunakan.
  4. Mengaruskan siswa menilai hasil pekerjaannya sendiri secara berkelanjutan.
  5. Menetukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan portofolio.
  6. Melibatkan orangtua dalam proses penilaian portofolio.          
2)  Bahan penelitian
Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan penilai portofolio di sekolah antara lain sebagai berikut :
  1. Penghargaan tertulis
  2. Penghargaan lisan
  3. Hasil kerja biasa dan hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh siswa
  4. Daftar ringkasan hasil pekerjaan
  5. Catatan sebagai hasil pekerjaan
  6. Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok
  7. Contoh hasil pekerjaan
  8. Catatan / laporan dari pihak yang relevan
  9. Daftar kehadiran
  10. Hasil ujian / tes
  11. Persentase tugas  yang telah selesai dikerjakan
  12. Catatan tentang peringatan yang diberikan guru manakala siswa melakukan kesalahan.


Contoh Penilaian Portofolio
Contoh tugas portofolio :
  1. Siswa diminta membuat rancangan pengamatan (dibantu dengan lembar kerja dari guru) mengenai materi-materi selama satu semester yang akan diberlakukan eksperimentasi.
  2. Melakukan kegiatan eksperimentasi sesuai dengan alokasi (waktu pokok bahasan ) dengan yang direncanakan.
  3. Membuat suatu hasil pengamatan perpokok bahasan yang dieksperimenkan dan mencari tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap percobaannya.
  4. Siswa diminta melakukan diskusi tentang hasil percobaan tersebut.
Untuk menetapkan skor tugas portofolio, ada beberapa langkah yang dilakukan,  antara lain :
  1. Buatlah kerangka konseptual berupa kriteria tentang tingkatan kualitas yang menggambarkan materi dan proses penampilan yang akan dinilai.
  2. Kembangkan rincian pedoman yang menggambarkan urut-urutan materi dan proses dari awal sampai akhir.
  3. Kembangkan cara penskoran secara umum yang sesuai dengan pedoman terperinci dan terfokus pada aspek-aspek penting menyangkut materi dan proses untuk dinilai melalui tugas- tugaas yang berbeda. Pedoman umum ini akan digunakan untuk mengembangkan pedoman khusus. Kembangkan cara penskoran secara khusus untuk penampilan tugas-tugas yang juga bersifat khusus.






Untuk penskoran portofolio, digunakan penilaian substantif pada lembar yang dibuat, mengenai hal-hal berikut, dan perlu dibandingkan pada portofolio berikutnya.
Nama siswa    :………………
Tanggal          :………………
No.
Aspek yang Dinilai
Portofolio  ke
1
2
3
1
Latar belakang masalah / pendahuluan



2
Kajian pustaka



3
Ketajaman pembahasan / analisis



4
Penyimpulan / penutup



5
Tata tulis dan bahasa




Skor total















BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
            Bahwa bagian dari tujuan penilaian alternatif adalah untuk membuat penilaian yang lebih bermakna pengalaman belajar. Namun, memastikan penguasaan keahlian atau subjek masih merupakan tujuan utama penilaian. Penilaian alternatif diperlukan siswa untuk menunjukkan keterampilan dan pengetahuan yang tidak dapat dinilai dengan menggunakan berjangka waktu pilihan ganda atau tes benar-salah sehingga mengajak siswa untuk berusaha mengungkapkan siswa berpikir kritis dan evaluasi keterampilan karena tujuan dari jenis penilaian ini meminta siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas terbuka yang sering mengambil lebih dari satu periode kelas untuk menyelesaikan.
            Keuntungan yang didapatkan bagi sekolah adalah dengan menerapkan penilaian alternatif sekolah dapat mempersiapkan Penilaian alternatif membantu sekolah mempersiapkan siswa untuk tugas-tugas kompleks yang akan dituntut dari mereka ketika mereka menjadi dewasa dengan berfokus pada keterampilan berpikir daripada menghafal.
Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa perfeformance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa.




3.2 Saran
            Selain melakukan penilaian dalam bentuk tes, seorang guru harus mampu pula melakukan penilaian dengan cara non-tes. Dimana dengan penilaian ini seorang guru dapat mengetahui kinerja dan tingkat kercedasan siswa secara menyeluruh. Seorang guru juga harus mampu melakukan penilaiaan secara objektif kepada peserta didiknya, dan sesuai kriteria penilaian yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan cara seperti itu diharapkan dapat mendukung terwujudnya tujuan pendidikan diIndonesia secara maksimal.
            Dengan adanya makalah ini kelompok kami juga berharap semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat. Semoga makalah ini dapat memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita semua yang memanfaatkan makalah ini. Kami selaku pihak penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membanggun untuk makalah ini demi kesempurnaan tugas kami pada waktu yang akan datang.






.







Daftar Pustaka
Arifin Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar