MAKALAH
Hakekat
Penilaian Alternatif
(
Penilaian Kinerja, Portofolio )
Dosen Pengampu : Kukuh Andri Aka,
M.Pd
Penyusun
Kelompok 1 : - Dani Darmawan
- Jessicha Ayu Wulandari
Universitas
Nusantara PGRI Kediri
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Program
Studi PGSD
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah, lingkungan, kualitas
pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha peningkatan
pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem
evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik
akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian
yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan
memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).
Sehubungan dengan itu, maka di dalam
pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu
melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program
pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada
penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian terhadap input, output dan
kualitas proses pembelajaran itu sendiri.
Teknik non tes pada evaluasi penilaian
hasil belajar, biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan
psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah
kognitif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian instrumen Non-tes ?
2. Apakah yang dimaksud hakekat
penilaian alternataif ?
3. Apa fungsi dari
penilaian alternatif ?
4. Apa saja
jenis-jenis penilaian alternatif ?
1.3 Tujuan
Penyusunan Makalah
1. Untuk mengetahui
tentang pengertian dari instrumen non-tes dalam pembelajaran.
2. Untuk mengerti dan
memahami tentang hakekat penilaian alternataif.
3. Untuk mengetahui
fungsi-fungsi dari penilaian alternatif.
4. Untuk mengetahui dan
memahami jenis-jenis penilaian alternatif.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Instrumen Non-Tes
Instrumen non tes berarti tehnik
penilaian dengan tidak menggunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk
menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat,
sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan
kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Keberhasilan
siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes saja.
Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara
kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.
2.2 Hakekat
Penilaian Alternatif
Sejak
pertengahan tahun 1980-an, para ahli pendidikan banyak berbicara mengenai
kelemahan tes baku yang peranannya semakin dominan dalam system persekolahan.
Tes baku yang didasarkan pada prinsip validitas, reliabilitas, keamanan,
kemanfaatan dan akurasi suatu pengukuran hasil belajar, semakin luas
dipersoalkan karena dianggap sebagai bagian yang terisolir dari proses belajar
secara keseluruhan.
Secara
sederhana, penilaian alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan
non-tradisional untuk memberi penilaian kinerja atau hasil belajar siswa.
Istilah tradisional yang digunakan dalam konteks pengertian diatas terutama tes
baku yang menggunakan perangkat tes objektif. Ada kalanya istilah penilaian
alternatif diidentikkan dengan penilaian istilah lain seperti penilaian otentik
dan penilaian kinerja. Disebut sebagai penilaian otentik karena penilaian
alternatif sengaja dirancang untuk menjamin keaslian dan kejujuran penilaian
serta hasilnya terpecaya. Disebut penilaian kinerja, karena siswa diminta
menunjukkan penguasaannya tentang bidang ilmu tertentu, menjelaskan dengan
kata-kata dan caranya sendiri tentang peristiwa tertentu.
Istilah
penilaian alternatif secara luas didefinisikan sebagai metode penilaian apapun
yang alternatif. Penilaian alternatif menuntut siswa untuk menunjukkan
keterampilan dan pengetahuan yang tidak dapat dinilai dengan menggunakan
penilaian berupa tes. Penilaian alternatif berusaha untuk mambuat siswa
berpikir kritis dan evaluasi keterampilan dengan meminta siswa untuk
menyelesaikan tugas-tugas terbuka yang sering mengambil lebih dari satu periode
kelas untuk menyelesaikan.
Ada beberapa alasan memilih
untuk memanfaatkan tes atau penilaian alternatif, baik dalam proses maupun
dalam produk proses pembelajaran.
- Keberhasilan atas terjadinya perubahan lebih tergantung pada kerja keras dibandingkan penjejalan pelajaran dimenit terakhir.
- Bentuk ini lebih menghargai yang konsisten, karena menuntut keterlibatan dalam proses pembelajaran secara langsung.
- Penilaian ini menuntut respon segera dari dosen atau guru.
- Penilaian ini menuntut dosen atau guru melakukan komunikasi yang lebih baik, lebih terbuka, dan lebih jelas terhadap mahasiswa atau siswa.
- Moodel penilaian ini dapat memotivasi untuk bekerja dengan cara dan gaya yang berbeda sesuai dengan kecendrungan masing- masing.
- Model penilaian ini dapat mengurangi “jarak” hubungan yang berbeda antara fungsi guru dan siswa, dan dapat meciptakan hubungan yang akrab antara kedua belah pihak.
- Model penilaian ini diyakini lebih adil, lebih mudah mengukur kompetensi, kualitas, dan keahlian, serta bernilai dalam konteks external.
- Menggunakan metode penilaian standar membuat aktivitas mendekati kehidupan nyata.
2.3
Fungsi Penilaian Alternatif
Fungsi penilaian alternatif adalah
sebagai berikut :
- Sebagai pemantauan kemampuan dan kinerja siswa .
- Sebagai proses yang melibatkan siswa dan guru dalam melakukan penilaian tentang siswa kemajuan dalam bahasa menggunakan strategi non-konvensional.
- Untuk menilai kompetensi, termasuk orang-orang yang melibatkan individu dalam membuat penilaian diri.
- Sebagai “kemampuan untuk melakukan berbagai occupationally atau profesional yang relevan dengan tugas-tugas komunikatif
- Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan tentang mana lembar kerja mereka untuk menilai, dan untuk menjamin bahwa umpan balik disediakan.
Karateristik Penilaian Alternatif
Karateristik utama penilaian
alternatif tidak hanya mengukur belajar siswa, tapi secara lengkap memberi
informasi yang lebih jelas tentang proses pembelajaran. Berikut ialah empat
asumsi pokok penilaian kinerja:
1)
Didasarkan pada partisipasi aktif siswa.
2)
Tugas-tugas yang diberikan/dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari keseluruhan proses
pembelajaran.
3)
Penilaian tidak hanya mengetahui posisi siswa dalam proses pembelajaran,
melainkan
juga untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
4)
Dengan mengetahui lebih dulu kriteria yang digunakan, siswa akan terbuka dan
aktif
berupaya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Ada banyak cara untuk
mengimplementasikan penilaian alternatif dalam kelas. Walau bagaimanapun
penilaian alternative mungkin akan menunjukkan sebagian besar karakteristik
ini:
- Penilaian ini didasarkan pada tugas-tugas otentik yang menunjukkan kemampuan peserta didik untuk mencapai tujuan komunikasi
- Instruktur dan peserta fokus pada komunikasi, bukan pada jawaban yang benar dan yang salah
- Membantu peserta didik untuk menetapkan kriteria untuk berhasil menyelesaikan tugas komunikasi
- Peserta didik memiliki kesempatan untuk menilai diri mereka sendiri dan rekan-rekan mereka.
- Meminta para siswa untuk melakukan, menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
- Mendorong siswa dalam merefleksikan diri.
- Mengukur hasil signifikansi.
- Mampu berpikir tingkat tinggi dan keterampilan pemecahan masalah.
- Menggunakan tugas-tugas yang mewakili kegiatan instruksional bermakna.
- Memanggil aplikasi dunia nyata.
- Menggunakan penilaian manusia (bukan mesin) untuk skor.
- Memerlukan peran instruksional dan penilaian untuk guru.
- Memberikan kesempatan penilaian diri bagi siswa.
- Menyediakan kesempatan bagi individu maupun kerja kelompok.
- Mendorong siswa untuk melanjutkan aktivitas belajar di luar ruang lingkup penugasan.
- Eksplisit mendefinisikan kriteria kinerja.
- Membuat penilaian sama pentingnya dengan kurikulum dan pengajaran.
2.4
Jenis – Jenis Penilaian Alternatif
1. Penilaian Kinerja (performance assessment)
Performance
assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana
peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
Jadi boleh dikatakan bahwa perfeformance assessment adalah suatu penilaian yang
meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Istilah ini
mengacu pada berbagai kegiatan penilaian guru yang memberikan kesempatan untuk
mengamati siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan menggunakan keterampilan yang
sedang dinilai. Sebagai contoh, di kelas sains, daripada mengambil tes
pilihan ganda tentang eksperimen ilmiah, siswa benar-benar melakukan percobaan
laboratorium dan menulis tentang proses dan pilihan-pilihan mereka dalam
laporan laboratorium.
Tujuan tugas
dalam penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apakah yang diketahui siswa
dan apakah yang mereka lakukan. Penilaian unjuk kerja bisa dimulai secara
perlahan dan teratur. Akan tetapi karena penilaian unjuk kerja menilai
pemahaman siswa, maka lebih baik mengunakan penilaian dengan komentar dari pada
nilai numerik. Sebab nilai memberi kesan pada siswa bahwa pekerjaan itu
berhasil, sebagian, atau tidak sama sekali. Komentar guru dapat memberikan
pandangan pada siswa akan pemahamannya dan merupakan dasar pekerjaan
berikutnya.
Dua hal yang harus ada dalam
penilaian unjuk kerja adalah standar unjuk kerja harus ditetapkan dan tugas
unjuk kerja harus ditulis sehingga dapat dievaluasi menggunakan standar yang
ditetapkan tersebut.
- Langkah – langkah penilaian kinerja
- Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
- Menuliskan perilaku kemampuan – kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
- Membuat kriteria – kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
- Mendefinisikan kriteria kemampuan – kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
- Urutkan kroteria – kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
- Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria – kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
- Metode - Metode Yang Dapat Digunakan Dalam Penilaian Kinerja
a.
Metode holistik, digunakan apabila para penskor
(rater) hanya memberikan satu buah skor atau nilai ( single rating) berdasarkan
penilaian mereka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta.
b.
Metode analytic, para penskor memberikan
penilaian (skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan
kinerja yang dinilai. Dapat menggunakan checklist dan rating scale.
Contoh Instrumen Penilaian Kinerja
Standar Kompetens
|
Kompetensi Dasar
|
Memahamai
hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, sudut dengan sudut, serta
menentukan ukurannya.
|
Melukis
sudut.
|
- Tugas ini dikerjakan secara individu.
- Lukislah sudut 45º dan 60º dengan penggaris dan jangka.
Format Penilaian Kinerja
Mata Pelajaran/Kelas
: Matematika/VIIKompetensi Dasar : Melukis sudut
Indikator Pencapaian Kompetensi : Melukis sudut-sudut istimewa
Contoh: Format penilaian kinerja dengan skala rentang (rating scale)
No
|
Nama Siswa
|
Aspek yang dinilai
|
Kriteria penskoran
|
|||||
Cara
memegang
alat
|
Cara
melukis
sudut
|
Kecermatan
melukis
|
Kebenaran
hasil lukisan
|
Skor
yang
dicapai
|
Nilai
|
Contoh: Nilai Dewi = 14:16 × 100 = 87,5 |
||
1
|
Dewi
|
4
|
4
|
3
|
3
|
14
|
87,5
|
|
2
|
Hera
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Yeni
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Ismail
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Mawar
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Very
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Ve
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Dicky
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
Kia
|
|
|
|
|
|
|
|
…
|
…
|
|
|
|
|
|
|
|
36
|
Zanuba
|
|
|
|
|
|
|
2.
Penilaian Portofolio (Asesmen Portofolio)
Pengertian Dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil
karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukan upaya, proses, hasil
dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Pada dasarnya
portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat menunjukkan
pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa.
Kumpulan hasil karya siswa dalam
folder dapat dikatakan sebagai portofolio jika kumpulan hasil - hasil karya
tersebut dapat menggambarkan perkembangan hasil belajar siswa dari waktu ke
waktu.
Tiga prinsip utama dalam asesmen
portofolio: collect, select, reflect, sedangkan lebih rinci
karakteristik portofolio :
1.
Asesmen
portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara murid dengan
guru
2.
Asesmen
portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama adanya
proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk dimasukan ke
dalam karya siswa
3.
Hasil karya
siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk refleksi
sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan dan
kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya
4.
Kriteria
penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan
diterapkan secara konsisten.
Tujuannya
ditetapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan
menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian kelas, portofolio dapat digunakan
untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain :
a. Menghargai
perkembangan peserta didik.
b. Mendokumentasikan
proses pembelajaran.
c. Memberi
perhatian pada prestasi kerja.
d. Merefleksikan
kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimensasi.
e. Meningkatkan
efektifitas proses pembelajaran.
f.
Bertukar informasi antara orang tua
peserta didik dengan guru lain.
g. Mempercepat
pertumbuhan konsep diri positif peserta didik.
h. Meningkatkan
kemampuan refleksi diri.
i.
Membantu peserta didik merumuskan
tujuan.
Sedangkan fungsi dari penilaian
portofolio adalah :
a. Sumber
informasi bagi guru.
b. Sebagai
alat pembelajaan.
c. Sebagai
alat penilaian autentik.
d. Sebagai
self-assessment bagi peserta didik.
Portofolio memberikan bukti nyata
hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk standardized test, memberikan
catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri dan merupakan cara terbaik
untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa kepada orangtua siswa.
Untuk membedakan portofolio sebagai
asesmen dan portofolio sebagai hasil karya, Shakelee et.al (1997) mengemukakan
sebagai berikut:
Portofolio
Sebagai Asesmen
(bagaimana
saya menggunakan bukti?)
|
Portofolio
Sebagai Hasil Karya
(mengapa
saya mengumpulkan bukti?)
|
1.1.
Sebagai landasan pengembangan level berikutnya
|
11. Sebagai
representasi keterampilan yang telah dimiliki
|
2. 2.
Untuk mempromosikan pengembangan berikutnya
|
2.2. Sebagai bukti pengembangan suatu ranah
|
3. 3.
Sebagai bukti kemampuan yang telah dicapai
|
3.3. Untuk menunjukan kemampuan
yang dimiliki
|
4. 4.
Untuk memodifikasi pengajaran yang akan dilakukan
|
4.4. Sebagai bahan yang akan di bahas dalam suatu
pertemuan
|
5.5. Untuk
menyesuaikan kurikulum
|
5. Sebagai
bahan pelaporan
|
Ada beberapa komponen penting yang
harus diperhatikan dalam penggunaan portofolio sebagai asesmen:
1.
Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang
jelas, spesifik, dan berorientasi
pada
research based criteria.
2.
Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal
dengan baik kemampuan dan keterampilan siswa.
3.
Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan
bukti yang berkontribusi
terhadap
portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials) maupun bukti
non-printed (non-printed materials).
4.
Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk
informasi seperti karangan, hasil lukisan,
skor tes,
foto dan sebagainya.
5.
Kualitas
portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
6.
Setiap mata
pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari
yang lain.
7. Portofolio
harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang
berkepentingan terhadap portofolio
tersebut.
Perencanaan Portofolio
Delapan pedoman yang harus
diperhatikan pada saat merencanakan portofolio Shaklee et.al (1977):
1. Menentukan
criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan
criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil belajar
yang dapat
diamati.
3. Menggunakan
criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum
untuk
menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti yang
diperlukan.
4. Menentukan
orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa.
5. Menentukan
jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan
cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti
yang
dikumpulkan.
7. Menentukan
system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi
dan keputusan asesmen portofolio.
8. Mengatur
bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
Membandingkan.
Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan asesmen
portofolio, tugas guru adalah :
a. Mendorong
dan memotivasi siswa.
b. Memonitor
pelaksanaan tugas.
c. Memberikan
umpan balik.
d. Memamerkan
hasil portofolio siswa.
Pengumpulan Bukti Portofolio
Kumpulan karya siswa dapat dikatakan
portofolio jika kumpulan karya tersebut merupakan representasi dari kumpulan
karya terpilih yang menunjukkan pencapaian dan perkembangan belajar siswa dalam
rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap bagian atau pemenggalan dari
karya dalam portofolio dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
khusus. Karya siswa harus dapat menunjukkan perkembangan atau bukti bahwa siswa
telah mencapai tujuan tertentu.
Tahap Penilaian
1.
Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria
penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal
pembelajaran.
2.
Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan
secara konsisten.
3.
Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai
penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.
4.
Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya
dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan.
Prinsip
Portofolio
Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam menggunakan portofolio disekolah, antara
lain :
- Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa.
- Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa.
- Milik bersama (join ownership) antara siswa dan guru.
- Kepuasan (satisfaction).
- Kesesuaian (relevance).
- Penilaian proses dan hasil.
Metode
Portofolio
Pengorganisasian dalam
penilaian portofolio adalah hal yang sangat penting. Terdapat beberapa cara
portofolio, tetapi semuanya mengandung hal yang paling penting, yaitu :
- Pengumpulan (storing),
- Pemilihan (sorting), dan
- Penetapan (dating) dari suatu tugas (task).
Menurut Nitko (2000), secara
umum penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
- Portofolio ideal (ideal portfolio)
- Portofolio penampilan ( show portfolio)
- Portofolio dokumentasi (documentary portfolio)
- Portofolio evaluasi (evaluation portfolio)
- Portofolio kelas ( classroom portfolio)
Karakteristik perubahan
portofolio siswa dari waktu ke waktu akam merefleksikan perubahan penting dalam
suatu proses kemampuan intelektual siswa. Walaupun hasil portofolio bergantung
kepada penampilan (performance) siswa, umtuk membedakan penilaian penampilan
minimal terdapat 4 aspejk penting, yaitu :
- Portofolio memilki rekaman kinerja siswa di kelas untuk mencapai kondisi standar yang diperlukan.
- Portofolio menunjukan kesempatan ganda bagi siswa untuk mendemonstrasikan kompetensinya.
- Portofolio selalu menunjukkan perbedaan bentuk dari tugas yang diberikan.
- Sampel portofolio adalah suatu hasil dari usaha lanjut untuk memperbaiki hasil dan proses yang telah dikerjakan siswa.
Pedoman
Penerapan Penilaian Porfolio
Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dan dilakukan oleh guru dalam penggunaan penilaian porfolio di
sekolah sebagai berikut :
1) Memastikan bahwa siswa
memiliki berkas portofolio
- Menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu dikumpulkan.
- Siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaannya.
- Menentukan kriteria penilaian yang digunakan.
- Mengaruskan siswa menilai hasil pekerjaannya sendiri secara berkelanjutan.
- Menetukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan portofolio.
- Melibatkan orangtua dalam proses penilaian portofolio.
2) Bahan penelitian
Hal-hal yang dapat dijadikan
sebagai bahan penilai portofolio di sekolah antara lain sebagai berikut :
- Penghargaan tertulis
- Penghargaan lisan
- Hasil kerja biasa dan hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh siswa
- Daftar ringkasan hasil pekerjaan
- Catatan sebagai hasil pekerjaan
- Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok
- Contoh hasil pekerjaan
- Catatan / laporan dari pihak yang relevan
- Daftar kehadiran
- Hasil ujian / tes
- Persentase tugas yang telah selesai dikerjakan
- Catatan tentang peringatan yang diberikan guru manakala siswa melakukan kesalahan.
Contoh
Penilaian Portofolio
Contoh tugas portofolio :
- Siswa diminta membuat rancangan pengamatan (dibantu dengan lembar kerja dari guru) mengenai materi-materi selama satu semester yang akan diberlakukan eksperimentasi.
- Melakukan kegiatan eksperimentasi sesuai dengan alokasi (waktu pokok bahasan ) dengan yang direncanakan.
- Membuat suatu hasil pengamatan perpokok bahasan yang dieksperimenkan dan mencari tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap percobaannya.
- Siswa diminta melakukan diskusi tentang hasil percobaan tersebut.
Untuk menetapkan skor tugas
portofolio, ada beberapa langkah yang dilakukan, antara lain :
- Buatlah kerangka konseptual berupa kriteria tentang tingkatan kualitas yang menggambarkan materi dan proses penampilan yang akan dinilai.
- Kembangkan rincian pedoman yang menggambarkan urut-urutan materi dan proses dari awal sampai akhir.
- Kembangkan cara penskoran secara umum yang sesuai dengan pedoman terperinci dan terfokus pada aspek-aspek penting menyangkut materi dan proses untuk dinilai melalui tugas- tugaas yang berbeda. Pedoman umum ini akan digunakan untuk mengembangkan pedoman khusus. Kembangkan cara penskoran secara khusus untuk penampilan tugas-tugas yang juga bersifat khusus.
Untuk penskoran portofolio,
digunakan penilaian substantif pada lembar yang dibuat, mengenai hal-hal
berikut, dan perlu dibandingkan pada portofolio berikutnya.
Nama siswa :………………
Tanggal
:………………
No.
|
Aspek
yang Dinilai
|
Portofolio
ke
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Latar belakang
masalah / pendahuluan
|
|||
2
|
Kajian pustaka
|
|||
3
|
Ketajaman pembahasan
/ analisis
|
|||
4
|
Penyimpulan / penutup
|
|||
5
|
Tata tulis dan bahasa
|
|||
Skor
total
|
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Bahwa
bagian dari tujuan penilaian alternatif adalah untuk membuat penilaian yang
lebih bermakna pengalaman belajar. Namun, memastikan penguasaan keahlian
atau subjek masih merupakan tujuan utama penilaian. Penilaian alternatif
diperlukan siswa untuk menunjukkan keterampilan dan pengetahuan yang tidak
dapat dinilai dengan menggunakan berjangka waktu pilihan ganda atau tes
benar-salah sehingga mengajak siswa untuk berusaha mengungkapkan siswa berpikir
kritis dan evaluasi keterampilan karena tujuan dari jenis penilaian ini meminta
siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas terbuka yang sering mengambil lebih dari
satu periode kelas untuk menyelesaikan.
Keuntungan
yang didapatkan bagi sekolah adalah dengan menerapkan penilaian alternatif
sekolah dapat mempersiapkan Penilaian alternatif membantu sekolah mempersiapkan
siswa untuk tugas-tugas kompleks yang akan dituntut dari mereka ketika mereka
menjadi dewasa dengan berfokus pada keterampilan berpikir daripada menghafal.
Performance
assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana
peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
Jadi boleh dikatakan bahwa perfeformance assessment adalah suatu penilaian yang
meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Portofolio adalah kumpulan hasil
karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukan upaya, proses, hasil
dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Pada dasarnya
portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat menunjukkan
pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa.
3.2 Saran
Selain
melakukan penilaian dalam bentuk tes, seorang guru harus mampu pula melakukan
penilaian dengan cara non-tes. Dimana dengan penilaian ini seorang guru dapat
mengetahui kinerja dan tingkat kercedasan siswa secara menyeluruh. Seorang guru
juga harus mampu melakukan penilaiaan secara objektif kepada peserta didiknya,
dan sesuai kriteria penilaian yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan
cara seperti itu diharapkan dapat mendukung terwujudnya tujuan pendidikan
diIndonesia secara maksimal.
Dengan adanya makalah
ini kelompok kami juga berharap semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat. Semoga makalah ini dapat
memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita semua yang memanfaatkan
makalah ini. Kami selaku pihak penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan
saran yang membanggun untuk makalah ini demi kesempurnaan tugas kami pada waktu
yang akan datang.
.
Daftar
Pustaka
Arifin Zainal. 2013. Evaluasi
Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar