ICE BREAKER/ICE BREAKING
DOSEN
: ERWIN PUTRA PERMANA
NAMA
KELOMPOK :
LAYUSA HAWARIN (14.1.01.10.0296)
DYAH AYU NUR PERMATASI (14.1.01.10.0298)
ANNIS DWI ARFARIYANTI (14.1.01.10.0328)
FEBRIAN ANUGERAH P. (14.1.10.0340)
DENY PARAHYTA A.P.W (14.1.01.10.0367)
KELAS : 2H
FKIP/PGSD
UNIVERSITAS
NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Ice Breaker/Ice Breaking.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis
telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia
biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran
dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama. Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian
4 oktober 2014
4 oktober 2014
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Sebagaimana kodrat kehidupan manusia di dunia ini,manusia bukan hanya
makhluk biologis seperti halnya dengan hewan. Manusia adalah makhluk sosial dan
budaya. Ada titik dimana manusia berbeda dengan makhluk lainnya, yakni dimana
manusia bisa menggunakan akal fikiran untuk belajar dari hal-hal sebelumnya
tidak diketahui sampai mengetahuinya. Jelaslah kiranya, belajar sangatlah
penting bagi kehidupan seorang manusia.
Berbicara tentang belajar, “belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah
laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, “pada
Olimpiade Sains Kuark dimana kesenangan belajar sains majalah komil Kuark
membuat Emilia Anagya, finalis dari Blora Jawa tengah, tidak jijik bermain
cacing dengan teman-temannya. Mereka asyik menggali tanah basah disekitar rumah
untuk bisa mempelajari soal cacing yang beremanfaat untuk kesuburan tanah.
Dari penjelasan diatas, dapat kita cermati bahwa manusia dan mahkluk hidup
lain membutuhkan dunia untuk mengembangkan dan melangsungkan hidupnya. Dengan
kegiatan belajar atau menyesuaikan diri, maka berbagai macam cara mereka
gunakan sebagai pembelajaran diri, salah satunya pembelajaran yang ada di
sekolah.
Dengan demikian, seorang guru harus menjadi motivasi bagi diri dan peserta
didiknya dengan memberikan suguhan model dan materi pembelajaran secara aktif
salah satunya dengan cara menerapkan model pembelajaran ice breaking di dalam
pembelajaran.
Ice breakingmerupakan permainan atau kegiatan yang sederhana, ringan dan
ringkas yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan, kekakuan rasa bosan
atau mengantuk dalam mata pelajaran. Sehingga bisa membangun suasana belajar
yang dinamis penuh semangat dan antusias yang dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan, serius tapi santai. Dengan demikian, disinilah peran ice
breaking sangat diperlukan untuk menghilangkan situasi yang membosankan bagi
pengajar dan siswa, serta kembali segar dan menyenangkan.
Dalam melakukan ice breaking, guru melakukan panduan-panduan atau cara
untuk menjalankannya agar ice breaking berjalan optimal yang hasilnya juga akan
dirasakan oleh guru dan siswa. Salah satunya dengan cara mengingat panduan atau
cara yang sudah disiapkan terlebih dahulu, agar tidak lupa dan tersalurkan
kepada tujuannya, yaitu peserta didik.
B.Tujuan
Kelompok
kami menyusunmakalahinibertujuan agar parapembacabisamengetahuitentangIce Breaker/Ice Breaking yang sesungguhnya,
dandenganadanyamakalahinijuga di harapkandapatmenjadipengetahuanbagikitasemua.
C.RumusanMasalah
A. Apa Ice Breaking/Ice Breaker itu?
B. Apa tujuan dilaksanakan Ice Breaking/Ice Breaker?
C. Kapan Ice Breaking/Ice Breaker dibutuhkan?
D. Apa saja metode yang dapat dilakukan dalam Ice Breaking/Ice Breaker?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ice breaking
adalah padanan dua kata Inggris yang mengandung makna “memecah es”. Istilah ini
sering dipakai dalam training dengan maksud menghilangkan kebekuan-kebekuan di
antara peserta latihan, sehingga mereka saling mengenal, mengerti dan bisa
saling berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya. Hal ini
dimungkinkan karena perbedaan status, usia, pekerjaan, penghasilan, jabatan dan
sebagainya akan menyebabkan terjadinya dinding pemisah antara peserta yang satu
dengan yang lainnya. untuk melebur dinding-dinding penghambat tersebut,
diperlukan sebuah proses ice breaking.
Menurut Syam
Mahfud (2010) ice breaking adalah suatu aktivitas kecil dalam suatu acara yang
bertujuan agar peserta mengenal peserta lain dan merasa nyaman dengan
lingkungan barunya. Kegiatan ini biasanya berupa suatu humor, kadang berupa
kegiatan yang cenderung memalukan, kegiatan berupa informasi, pencerahan, atau
dapat juga dalam bentuk permainan sederhana. Selanjutnya ice breaking bisa
diartikan sebagai usaha untuk memecahan atau mencairkan suasana yang kaku
seperti es agar menjadi lebih nyaman mengalir dan santai. Hal ini bertujuan
agar materi-materi yang disampaikan dapat diterima (Nida, 2011).
Menurut Dryden
dan Vos (2000) belajar akan efektif bila proses pembelajaran dilaksanakan
dengan suasana yang menyenangkan (joyfull learning). Ada beberapa hal yang
mendukung efektivitas hasil belajar siswa diantaranya siswa belajar dalam
kondisi senang, guru menggunakan berbagai fariasi metode dan teknik,
mengggunakan media belajar menarik dan menantang, penyesuaian dengan konteks,
pola induktif, dan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Ice breaker dalam
pembelajaran, perkuliahan, atau pelatihan sangat membantu dalam membuat suasana
belajar yang menyenagkan. Caranya dapat secara interegatif atau secara khusus
diberikan dalam sela atau jeda dalam proses pembelajaran.
Dari beberapa
pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa ice breaking merupakan suatu aktivitas
kecil dalam suatu kegiatan sebagai usaha untuk memecah suasana beku/ kaku agar
peserta merasa nyaman dengan lingkungannya dan meningkatkan motivasi peserta
untuk mengikuti kegiatan yang sedang dijalani.
B.
Tujuan
Tujuan dilaksanakan ice breaking
adalah :
1. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal
(setarap) antara sesama peserta dalam kegiatan training.
2. Menghilangkan sekat-sekat pembatas di
antara peserta, sehingga tidak ada lagi anggapan si anu pintar, si anu bodoh,
si anu kaya, si anu bos dan lain sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan
kesempatan untuk maju.
3. Terciptanya kondisi yang dinamis di
antara peserta
4. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara
sesama peserta untuk melakukan aktivitas selama training berlangsung.
C.
Kapan Ice breaking dibutuhkan?
Sesuai namanya,
ice breaking dibuat untuk “memecahkan es” pada suatu acara, baik itu pesta
ataupun pada pertemuan – pertemuan yang lebih formal seperti seminar dan
pelatihan. Teknik ini sering digunakan ketika peserta belum saling kenal, belum
pernah bekerja sama ataupun belum mengenal lingkungan sekitar. contoh yang lain
adalah:
1. Saat peserta datang dari berbagai
beckground yang berbeda.
2. Peserta perlu untuk bekerjasama secepatnya
untuk satu tujuan.
3. Tim baru terbentuk.
4. Topik diskusi merupakan hal baru.
5. Fasilitator yang ingin lebih mengenal
peserta maupun sebaliknya
D.
Metode
Banyak metode
yang dapat dilakukan dalam ice breaking ini, di antaranya :
1. Metode Ceramah
Trainer
terlebih dahulu melakukan ceramah pembuka yang pada hakikatnya menjelaskan
tentang beberapa hal, antara lain : pentingnya kesatuan dalam suatu komunitas,
persamaan hak di antara sesama peserta, perlakukan yang sama, tim building, kesadaran potensi, kerjasama
antar kelompok dll.
2. Metode Studi Kasus
Trainer
memberikan kesempatan kepada peserta untuk ikut andil memecahkan
persoalan-persoalan praktis sehari-hari yang ditawarkan oleh pelatih, tujuannya
adalah ;
a. Untuk melihat potensi awal yang dimiliki
masing-masing peserta baik dari segi afektif, kognitif maupun psikomotornya.
b. Membiasakan peserta untuk berinteraksi
dengan kelompoknya yang baru, dengan bertanya, menanggapi atau mengamati
peserta lain.
c. Memberikan pengertian bahwa sejak hari itu
mereka akan menjadi sebuah keluarga (sanak famili) sampai kapanpun.
3. Metode Sinetik
Sebuah metode
pengembangan sumbang saran, dimana dalam suatu pemecahan masalah dipadukan
berbagai pendapat dari berbagai disiplin ilmu sehingga memunculkan solusi yang
lebih kreatif terhadap persoalan yang muncul.
4. Metode Lorong Penuh Liku,
Metode ini
dimulai dari membaca beberapa halaman dari buku, kemudian dipaksa untuk membuat
keputusan. Berdasarkan keputusan itu peserta diinstruksikan untuk membuka pada
suatu halaman tertentu yang telah disusun secara acak. Kemudian diberikan
sebuah skenario yang berdasarkan keputusan yang telah dibuat dan keputusan
lebih lanjut akan mengirim anda ke halaman muka atau halaman-halaman belakang
dari buku, sampai akhirnya peserta keluar dari lorong-lorong tersebut, mungkin
setelah melakukan beberapa langkah-langkah yang salah. (untuk penggunaan teknik
ini, pelatih harus terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahannya).
5. Metode Simulasi dan Permainan
Metode ini
merupakan metode yang paling mudah dilakukan, pelatih mempersiapkan beberapa
permainan yang bertujuan untuk memecah kebekuan (ice breaking games) peserta.
Permainan ini banyak sekali bentuknya, di antaranya adalah ; permainan lempar
kokarde, pesan berantai, ziq-zaq dan lain-lain. Tujuan simulasi ini adalah :
a. Terciptanya keakraban di antara peserta.
b. Masing-masing peserta dapat menghafal nama
dan beberapa identitas penting peserta lainnya.
c. Tertanamnya anggapan bahwa mereka adalah
satu kesatuan (solidaritas) “bila satu sakit, yang lain akan ikut
merasakannya”.
E.
Jenis-jenis Ice Breaking
Ada banyak
macam ice breaking yang dapat digunakan dalam pelatihan, beberapa diantaranya
sebagai berikut:
1.
Jenis yel-yel
Yel-yel
walaupun sederhana tetapi mempunyai tingkat “pemulih” yang paling baik
dibanding jenis lain. Dengan melakukan yel-yel selain konsentrasi menjadi pulih
kembali, juga dapat menumbuhkan semangat yang tinggi dari peserta pelatihan
untuk melanjutkan pelatihan. Selain itu yel-yel juga terbukti efektif untuk
menanamkan esprit de corp atau kekompakan tim dalam suatu pelatihan.
Banyak jenis yel yang bisa
dilakukan dalam suatu pelatihan, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai dari
yel tersebut. Di sini akan saya jelaskan sebagai berikut:
a. Jika fasilitator ingin memusatkan perhatian
kembali tanpa harus berteriak-teriak,” bapak-bapak dan ibu-ibu mohon
ketenangannya karena materi berikut sangat penting!”. Kalau hal itu yang kita
lakukan tentu sangatlah tidak efektif. Semakin keras kita berteriak semakin
gaduh pula suasana ruang pelatihan. Semakin sering kita berteriak semakin tidak
terhormat pula seorang fasilitator.
2. Bagaimana strateginya?
Terlebih dahulu kita membuat kesepakatan-kesepakatan untuk melakukan yel-yel
tertentu. Yel yang paling sering untuk tujuan ini adalah model-model sapa
jawab.
Contoh:
Fasilitator menyapa
|
Peserta menjawab
|
Hello
|
Hai
|
Hai
|
Hello
|
Apa kabar?
|
Luar biasa
|
Selamat pagi
|
Siap-siap
|
Selamat siang
|
Kerja keras
|
Selamat sore
|
Terima gaji
|
Selamat malam
|
Enak tenan
|
Kita kembali ke...
|
Laptop
|
Are you ready?
|
Yes
|
Yel-yel
tersebut dapat diciptakan sendiri berdasarkan kesepakatan bersama dengan
peserta pelatihan. Jika fasilitator memandang peserta gaduh karena berbicara
sendiri maka dapat menggunakan salah satu sapa jawab di atas.
b. Yel juga sering digunakan untuk memompa
semangat kerja tim dalam kerja kelompok. Yel-yel model ini biasanya sering
digunakan untuk mengawali pekerjaan kelompok ataupun dalam mengakhiri kerja
kelompok. Misalnya pada saat pelatihan peserta dibagi dalam kelompok-kelompok
kecil. Setiap kelompok dipersilahkan membuat yel-yel yang dapat memotivasi
mereka untuk lebih semangat atau bahkan agar mempunyai daya kompetisi yang
tinggi. Di sini yel-yel yang mereka ciptakan akan sangat berfariasi sebab jika
ada 10 kelompok, maka akan terdapat 10 yel yang berbeda-beda.
2.
Jenis Tepuk Tangan
Tepuk tangan
pada awalnya adalah merupakan salah satu ekspresi kegembiraan disamping
tertawa. Biasanya kegembiraan yang diekspresikan dengan tepuk tangan adalah saat
mendengar atau melihat diri kita atau orang lain yang memiliki hubungan dekat
dengan kita mengalami suatu keberhasilan tertentu. Misalnya kita mendengar
kabar kita dinyatakan lulus ujian, atau bisa juga anak kita sedang memenangi
suatu perlombaan tertentu.
Ice breaking
jenis tepuk dapat dilakukan oleh siapa saja. Bagi peserta yang kurang suka
menyanyi atau juga peserta yang kurangmemiliki rasa percaya diri biasanya
memilih model ini. Tepuk tangan juga sangat bagus dilakukan oleh siapa saja
dengan tidak melihat usia. Dari anak kecil samapai orang tua tetap pantas
melakukan jenis ini.
Untuk
kepentingan energizer dalam pelatihan, tepuk tangan dapat dimodifikasi menjadi
banyak sekali modelnya. Pada kesempatan ini saya akan memberikan beberapa model
tepuk tangan, sebagai berikut:
TEPUK ANGGOTA BADAN
Jika kita
pegang hidung, peserta tepuk 1 x
Jika kita
pegang bibir, peserta tepuk 2 x
Jika kita
pegang telinga, peserta tepuk 3 x
Jika kita
bersedekap, peserta tepuk 4 x
(bisa
dimodifikasi ataupun dibolak-balik ketentuannya)
TEPUK DIBALAS TEPUK
Jika kita tepuk
1x, peserta tepuk 4 x
Jika kita tepuk
2x, peserta tepuk 3 x
Jika kita tepuk
3x, peserta tepuk 2 x
Jika kita tepuk
4x, peserta tepuk 1 x
(bisa
dimodifikasi ataupun dibolak-balik ketentuannya)
Dan masih
banyak lagi.
3.
Jenis Menyanyi
Selama ini
berdasarkan pengalaman, ice breaking jenis ini adalah yang paling banyak
disukai oleh peserta pelatihan apalagi kalau pesertanya kebanyakan wanita.
Untuk kepentingan ice breaking menyanyi tidaklah harus lagu-lagu original ciptaan
sendiri, tetapi bisa juga kita hanya menyanyikan lagu-lagu yang sedang
nge-trend tetapi dengan lirik yang diganti sesuai dengan tema pelatihan.
Misalnya kita ajak peserta menyanyikan lagu “Munajat Cinta” pada pelatihan guru
dengan lirik sebagai berikut:
Hari ini kami di sini
Memperhatikan
materi penyaji
Seperti
hari-hari
yang
sudah-sudah
semuanya kami
lakukan
untuk menambah
keterampilan
seperti
orang-orang
yang
profesional
Tuhan
jadikanlah aku
Orang yang
penuh dedikasi
Ntuk memajukan
bangsaku
Indonesia
tercinta
Tentu masih
banyak sekali contoh lagu-lagu lain yang bisa digunakan untuk energizer. Bahkan
tidak hanya lagu-lagu yang sedang trend, tetapi lagu anak-anak yang dulu pernah
kita kenal juga bisa tetap menarik. Tentu dengan merubah lirik-liriknya.
4.
Jenis Gerak Anggota Badan
Energizer jenis
ini biasanya digunakan dalam pelatihan jika dilihat para peserta sudah
kecapaian. Setelah seharian mereka diskusi atau presentasi fasilitator, maka
perlu digerakkan anggota badannya agar kondisi psikologis kembali fress. Jenis
ini bisa dilakukan secara individual maupun berpasangan. Salah satu contoh
adalah sebagai berikut:
Jika kita
katakan mangga, peserta mengangkat kedua tangan sambil berjinjit
Jika kita
katakan jeruk, kedua tangan peserta mengacung ke depan.
Jika kita
katakan kacang, peserta membungkukkan badan sambil kedua tangan memegang
sepatu.
Permainan
tersebut bisa dimodifikasi, dan juga dapat dilakukan secara bolak-balik
tergantung kesepakatan dengan peserta.
5.
Jenis Gerak dan Lagu
Jenis lagu ini hampir sama dengan
jenis gerak anggota badan, justru jenis ini lebih menarik, karena disertai
dengan lagu.
F.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Saat Ice Breaking
1. Seorang pelatih haruslah mempunyai naluri
(feeling) khusus yang kuat ketika melakukan proses ice breaking. Ia harus tahu
saat peserta sudah lebur atau belum dan masih harus dileburkan. Ketika peserta
belum lebur namun ice breaking sudah dihentikan, hal ini akan menyusahkan
sewaktu penyajian materi berikutnya.
2. Saat melakukan ice breaking, seorang pelatih
harus sudah dapat mendeteksi, (minimal beberapa orang dari peserta sudah masuk
dalam memorinya) tentang potensi awal, sikap, sifat dan “karakteristik special”
seorang peserta.
3. Waktu yang disediakan untuk melakukan ice
breaking sangat kondisional, tergantung kepada tingkat keleburan peserta. Ada
peserta yang mudah lebur dan ada yang sulit lebur, karena perbedaan pendidikan,
latar belakang, dll yang sangat signifikan. Oleh karena itu seorang pelatih
harus mempunyai beberapa “jurus simpanan” yang harus dikeluarkannya bila
peserta sulit mengalami peleburan antara satu dengan yang lainnya.
4. Menimbulkan kesan positif, seorang pelatih
haruslah dipandang oleh peserta dalam pandangan yang positif, baik dari segi
pendapat, sikap, sifat dan interaksinya dengan peserta, karena tidak menutup
kemungkinan nanti seorang pelatih akan menjadi tempat “curhat” paling dipercaya
bagi peserta yang mengalami persoalan-persoalan khusus.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Menurut kelompok kami, ice breaking/ice
breaker merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam
mengajar dan mendidik para siswa baik dalam kelas maupun diluar kelas. Ice
breaking/ice breaker merupakan bagian dari sebuah strategi pendukung
pembelajaran yang mampu mengembalikan fokus serta perhatian siswa terhadap
materi pembelajaran.
Sehingga belajar tidak mungkin tanpa
kemauan untuk belajar, maka kesukaan siswa terhadap sikap yang dilahirkan guru
jelas akan memberikan motifasi tersendiri dalam belajar.
Oleh karenanya mempelajari lebih
dalam apa itu ice breaking/ice breaker adalah suatu keharusan bagi mereka para
guru yang memiliki progres dan semangat yang tinggi dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif, efektif serta dinamis dalam melahirkan generasi
terbaik dimasa yang akan datang.
B.SARAN
Makalah yang kami susunsemogabisamembantukita lebih memahami tentang Ice Breaking/Ice Breaker.Mohonpermaklumandarisemuanyajikadalammakalah
kami inimasihterdapatbanyakkekeliruanbaikbahasamaupunpemahaman. Karenatiadalahsesuatu
yang sempurna yang bisamanusiaciptakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Nida.
2011. “Varian Ice Breaker: SegarkanAktivitasPembelajaran”.
(http://komunikasi.um.ac.id, diakses 28 September 2012).
Sunarto.
2008. “Ice Breaking: Tips MenjadiFasilitatorIdola”.
(http://sunartombs.wordpress.com, diakses 28 September 2012).
Supriadi.2006.
“Ice BreakingdanOrientasi”. (http://www.andragogi.com, diakses 28 September
2012)
SyamMahfud.
2010. “Ice Breaking Definition”. (http://akselera.wordpress.com, diakses 28
September 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar