Bimbingan
dan konseling dapat diterapkan di berbagai jenjang pendidikan mulai dari taman
kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dilihat dari sejarahnya, bimbingan dan
konseling mulai dilaksanakan secara resmi dalam sistem pendidikan di Indonesia
sejak diberlakukannya Kurikulum 1975. Di dalam Kurikulum 1975 tersebut
bimbingan ditempatkan sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang
secara khusus menangani bidang pembinaan pribadi peserta didik. Secara
keseluruhan, sistem pendidikan tersebut meliputi bidang adminsitrasi dan
supervisi, bidang pembelajaran, dan bidang pembinaan pribadi peserta didik.
Dapat dikatakan, bimbingan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan. Ketiga komponen pendidikan tersebut secara bersama-sama
bekerja untuk mendorong terjadinya perkembangan yang optimal bagi setiap
peserta didik. Kurikulum 1975 menjadi tonggak sejarah bagi dilaksanakannya
bimbingan di sekolah, mulai dari dari jenjang TK/SD sampai SMA/SMK (Munandir,
1996).
Kebutuhan
akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah
perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat
Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa
sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan
sosial. Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan
bimbingan di sekolah dasar.
1. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan
konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
kepentingan klien.
2. Layanan
Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan
konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru
tersebut.
Untuk lingkungan sekolah misalnya,
materi layanan orientasi yang mendapat penekanan adalah:
a. Layanan
orientasi dalam bidang bimbingan pribadi, meliputi:
1) Fasilitas
penunjang ibadah keagamaan yang ada di sekolah
2) Hak dan
kewajiban siswa
3)
Fasilitas
penunjang seperti sarana olah raga dan rekreasi, pelayanan kesehatan,
pelayanan bimbingan dan konseling,
kafetaria, dan tata usaha
b. Layanan
orientasi dalam bidang bimbingan sosial, meliputi:
1) Suasana
kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial disekolah baik dengan
teman, guru wali kelas maupun staf sekolah lainnya
2) Organisasi
orang tua dan guru
3) Organisasi
siswa
4) Organisasi
sekolah secara menyeluruh
5) Adanya
bimbingan sosial bagi para siswa
c. Layanan
orientasi dalam bidang bimbingan belajar, meliputi:
1) Sistem
penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
2) Kurikulum
yang ada
3) Sistem
penilaian, ujian, dan kenaikan kelas.
4) Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, jadwal pelajaran, guru-guru setiap mata
pelajaran
5) Kegiatan
belajar yang dituntut dari siswa
6) Adanya
pelayanan bimbingan belajar bagi para siswa
7) Fasilitas
dan sumber belajar yang ada, seperti ruang kelas, laboratorium,
perpustakaan, ruang praktek, dan
sebagainya.
d. Layanan
orientasi dalam bidang bimbingan karir, meliputi:
1) Peran
bimbingan dan konseling serta pelacakan karir di SD
2) Pelaksanaan bimbingan
karir untuk siswa SD
3) Kegiatan
yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan bimbingan karir
3. Layanan
Bimbingan Belajar
Bimbingan
Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan
belajar secara mandiri. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik dalam
mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang
baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar
di sekolah.
Ø Aspek-aspek
bimbingan belajar
Pelayanan
bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang
baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bidang
bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
1)
Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari
informasi dari berbagai
sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber
lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan
keterampilan belajar dan menjalani program penilaian.
2) Pengembangan
disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun kelompok.
3) Pemantapan
dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD.
4) Orientasi
belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
5) Pemantapan
pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada
disekolah,
lingkungan sekitar dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan
kemamapuan
serta pengembangan pribadi.
Ø Tujuan
bimbingan belajar
Secara umum
tujuan belajar adalah membantu individu (siswa) agar mencapai perkembangan yang
optimal, sehingga tidak menghambat perkembangan belajar siswa.Selain itu secara
khusus tujuan belajar yaitu agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah belajar.Sedangkan dalam konteks kemandirian tujuan bimbingan
belajar adalah agar siswa mandiri dalam belajar.
Ø Benuk-bentuk
layanan bimbingan belajar
Ada beberapa macam bentuk layanan
bimbingan belajar, yaitu:
1)
Orientasi
kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan sekolah dan madrasah, isi
kurikulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang
tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah atau madrasah.
2)
Penyadaran
kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikui
pelajaran di sekolah dan madrasah maupun dirumah baik secara individual maupun
kelompok.
3)
Bantuan
dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan
non akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan
untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga menyangkut
penyebaran informasi tentang program studi yang tersedia pada jenjeng
pendidikan tertentu.
4)
Pengumpulan
data siswa (layanan pengumpulan data)yang berkenaan dengan kemampuan
intelektual, bakat khusus, cita-cita hidup, ada program studi atau
jurusan-jurusan tertentu dan lain sebagainya.
5)
Bantuan
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan
mentaati jadwal belajar dirumah, kurang siap menghadapi ujian atau ulangan,
kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di
berbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara
belajar secara rutin dan lain sebagainya.
6)
Bantuan
dalam hal membuat kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-kegiatan
belajar kelompok supaya belajar berjalan secara efektif dan efisien.
4. Layanan
Bimbingan Kelompok
Layanan
Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan
tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
5. Layanan Konseling
Layanan konseling ada 2 macam yaitu :
a.
Layanan
konseling perseorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara
tatap muka dengan guru kelas dalam pembahasan permasalahannya. Fungsi utama
layanan ini ialah fungsi pengentasan.
b.
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa
memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami
melalui dinamika kelompok. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pengentasan.
6.
Layanan
Referal
Layanan referal,
yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak lain yang lebih mampu dan
berwenang apabila masalah yang ditangani itu di luar kemampuan dan kewenangan
personal/guru pembimbing di sekolah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar