KULIAH
???
KENAPA
TIDAK
A
|
pakah
ini yang dinamakan negara merdeka, negara yang rakyatnya selalu bahagia
sentosa, dan bebas dari penjajah. Jika iya, mengapa negeri kita ini yang
statusnya sudah merdeka tetapi belum bisa merasakan yang namanya bahagia. Apakah
dinegeri kita ini merdeka hanyalah status semata, atau hanya nama indah yang
terniang ditelinga kita. Toh selama ini buktinya kurang lebih 70 tahun
Indonesia merdeka masih banyak rakyat kita yang menderita, dan sengsara ,
bahkan untuk mendapatkan pekerjaan pun sulit. Tidak hanya pekerjaan yang
menjadi masalah bahkan dinegeri kita ini masih banyak anak – anak kita ini yang
putus dari sekolah kerana masalah biaya. Anak – anak yang seharusnya belajar
dan bermain malah oleh orang tuanya diekploitasi untuk membantu mencari nafkah
orang tuanya.
Ada sebuah kisah tentang seorang
anak yang ingin sekali merubah keadaan keluarganya, dimana keluarga si anak ini
adalah keluarga yang perekonomiannya berada dibawah garis kemiskinan. Anak ini
bernama Randu, Randu adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adik Randu
bernama Wulan masih berusia 7 tahun, sedangkan Randu sudah berusia 12 tahun
atau sekarang sudah duduk dibangku SMP. Randu dan keluarganya hidup disebuah
gubuk tua ditengah hutan. Randu dan adiknya yang bernama Wulan adalah seorang
anak yatim, karena tiga tahun yang lalu Ayahnya meninngal dunia, karena dibunuh
oleh orang yang suka melakukan elegalloging atau pencurian kayu dihutan. Ayah
Randu dibunuh karena para pelaku pencurian kayu dihutan merasa jika Ayah Randu
menghalang – halangi pencuri kayu, untuk melakukan kegiatan pengambilan kayu
dari hutan.
Ayah Randu terkenal sebagai aktivis
peduli lingkungan. Dia sangat sayang dan cinta terhadap kelestarian lingkungan
sekitar. Bahkan sebelum ayah randu meninggal dia sering diundang kekota untuk
memberikan seminar tentang pelestarian lingkungan kepada masyarakat –
masyarakat dikota. Bahkan banyak prestasi yang pernah diraih oleh ayah Randu,
karena Ayah Randu dianggap sangat berjasa terhadap kelestarian lingkungan sekitar.
Bahkan pada tahun 1992 ayah Randu pernah diundang ke Surabaya, oleh wali kota
surabaya saat itu, untuk mendapatkan sebuah benghargaan karena dedikasinya yang
tinggi terhadap lingkungan sekitar.
Semenjak Ayah Randu meninggal dunia,
perekonomian keluarga Randu menjadi sangat terpuruk. Ibunya setiap hari harus
bekerja srabutan untuk menghidupi Randu dan adiknya. Bahkan tak jarang ibunya
harus hutang sana sini kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari –
hari. Pekerjaan apapun yang halal dan menghasilkan uang pasti akan dilakukan
oleh Ibu Randu. Bahkan setiap hari Ibu Randu juga pergi ketengah hutan untuk
mencari kayu bakar, agar bisa dijual untuk menambah penghasilan. Bahkan tak
jarang Ibu randu juga sering pergi kedesa sebelah untuk bekerja sebagai buruh
cuci pakaian, jika ada orang yang membutuhkan tenaganya. Ibu Randu kadang
merasa lelah dalam menghidupi kedua orang anaknya. Tapi demi masa depan mereka
Ibu Randu selalu bersemangat dalam bekerja.
Randu dan Wulan adalah anak – anak
yang baik dan sangat berbakti kepada orang tuanya. Sepulang dari sekolah Randu dan Wulan tak lupa mengerjakan tugas
rumah. Bahkan tak jarang Randu sepulang sekolah langsung pergi kepasar untuk
bekerja sebagai kuli panggul dipasar. Randu tak pernah merasa malu dengan pekerjaannya,
biarpun ketika dia bekerja sering bertemu temannya dan kadang randu sering
mendapatkan ejekan dari temannnya, tapi hal itu tak pernah membuat Randu patah
semangat dalam bekerja. Karena Randu selalu menanamkan pada dirinya suatu
pedoman “kerja apapun yang penting halal”. Karena hanya dengan bekerja Randu
berusaha untuk menggurangi beban Ibunya sebagai tulang punggung keluarga.
Biarpun penghasilan yang didapat Randu tidak seberapa tapi Randu tetap
mensyukurinya. Rata – rata penghasilan Randu sehari yang didapat dari bekerja
sebagai kuli panggul adalah sebesar Rp. 25.000,-. Dengan uang sebesar 25ribu
tersebut sebagian dia berikan kepada Ibunya, dan sebagian lainnya dia tabung
demi keperluan sekolahnya.
Randu dapat dikatakan sebagai anak
yang rajin dan berprestasi. Mulai dari kleas 1 SD sampai kelas 6 SD dia selalu
mendapatkan peringkat pertama dikelasnya. Bahkan dia juga pernah dikirim ke
Surabaya untuk ikut serta dalam olimpiade sains tingkat nasional. Karena
prestasi itulah, Ibu Randu tak mau jika anaknya putus sekolah ditengah jalan.
Ibu Randu menginginkan agar kelak Randu bisa menjadi anak yang sukses.
Sebenarnya setelah ayahnya meninggal dunia Randu sempat menggutarakan niatnya
kepada ibunya jika dia lulus dari SD, dia tidak akan meneruskan untuk
bersekolah kejenjang yang lebih tinggi. Dia berniat untuk pergi ke Jakarta
untuk bekerja membantu perekonomian keluarganya. Tetapi niat tersebut ditolak
oleh ibunya. Ibu Randu berkata kepada Randu bahwa dia dan adiknya adalah
harapan satu – satunya dia dimasa tua. Oleh karena itu, Randu dan adiknya harus
tetap sekolah setinggi mungkin agar kelak keduanya menjadi orang yang sukses.
Sejak kecil bahwasannya Randu
mempunyai cita – cita ingin menjadi seorang dosen. Dia selalu beranggapan bahwa
pekerjaan sebagai dosen itu menyenangkan dan gaji sebagai dosen sangatlah
besar. Karena cita – cita yang tinggi itulah, Randu selalu belajar dengan giat
dan selalu bersemangat. Bahkan dia dari SD dulu sampai sekarang dia duduk
ditingkat SMP dia tak pernah mbolos dari sekolahnya. Jika dia tidak masuk
sekolah biasanya disebabkan karena sakit atau ada urusan keluarga yang tidak
bisa untuk ditinggalkan.
Selain menjadi anak yang rajin dalam
belajar dan bekerja, dia juga sangat rajin didalam beribadah. Dia selalu
berusaha sholat tepat pada waktunya, dan sholat berjamaah dimasjid jika waktu
sholat telah tiba. Pada suatu malam, ketika semua anggota keluarga Randu
berkumpul untuk makan malam tiba – tiba ibunya bertanya tentang suatu hal
kepada kedua anaknya.
Ibu
Randu : “ Anak – anakku apakah ibu boleh bertanya sesuatu hal kepada kalian
berdua ? ”
Randu :” Iya bu boleh saja, silahkan, Ibu mau
bertanya tentang apa ? ”
Ibu
Randu :” Semenjak ayah kamu meninggalkan kita untuk selama-lamanya, Ibu merasa
beban ibu dalam keluarga
ini semakin berat saja nak. Selain menggurus kalian
berdua. Ibu juga
bertanggung jawab untuk mencarikan nafkah. Ibu mau
bertanya kepada kalian
apakah ibu diperbolehkan jika ibu ingin
menikah lagi ? ”
Randu :
( Mendengar pertanyaan seperti itu Randu langsung pergi dari ruang makan
langsung kekamarnya )
Ibu
Randu : ( Tak lama kemudian Ibu Randu
menyusul Randu kekamarnya )
Ibu
Randu : “ Nak apakah ibu boleh masuk ? ” ( tanya Ibu Randu sambil mengetuk
pintu )
Randu : “ Pergi sana Bu, buat apa Ibu kesini ?
Saya kira Ibu adalah orang yang paling
setia didunia ini, paling
sayang kepada Ayah. Tapi buktinya mana, Ibu malah
berencana menikah lagi dengan orang lain.
Saya benar – benar kecewa sama Ibu. “
Ibu
Randu : ( Sambil meneteskan air mata ) “ Nak, maksud Ibu bukan seperti apa yang
kau
bayangkan. Ibu hanya ingin
kehidupan kamu, adik kamu, serta ibu ada yang
menjamin. Kamu tidak usah
kerja keras mencari uang nak, kamu bisa fokus
dalam sekolah. “
Randu : “ Ohh, begitu ya, ternyata selama
ini Ibu merasa kekurangan materi. Ibu merasa
rejeki yang kita dapat
ini hanya sedikit. Oleh kareana itu Ibu mau menikah lagi.
Kalau begitu Randu tak
keluar dari sekolah saja biar fokus mencari uang untuk
keluarga kita. “
Ibu
Randu : “ Ya sudah, Ibu tidak mau kamu mengorbankan masa depan kamu nak, Ibu
tadi
hanya bertanya, kalau kamu
tidak setujuh maka Ibu tidak akan menikah lagi.
Aku hanya ingin kamu terus
bersekolah demi mewujudkan cita – cita kamu.
Tak terasa enam tahun telah Randu
jalani dan kini tiba saatnya Randu lulus dari bangku SMA. Setelah tiga tahun
sekolah ditingkat SMP dan tiga tahun ditingkat SMA. Hari ini adalah hari yang
ditunggu – tunggu oleh Randu, dimana hari ini Randu akan melaksanakan
perpisahan, karena hari ini Randu dan teman – temannya dinyatakan lulus dari
SMA. Setelah menempuh sekolah selama tiga tahun inilah hari dimana menjadi
titik puncak kebahagiaan Randu dan teman – temannya.
Randu dan Ibunya pagi – pagi sekali
sudah bangun untuk bersiap – siap pergi kesekolah Randu. Karena jarak rumah dan
sekolah Randu cukup jauh kurang lebih 15 KM. Setelah semua persiapan selesai,
Randu dan Ibunya pergi kesekolah naik sepeda. Karena hanya sepedalah yang satu
– satunya alat transfortasi yang dimiliki oleh keluarga Randu. Randu mengonceng
Ibunya dengan penuh semangat karena pukul 08.00 tepat acara perpisahan akan
dimulai. Saat diperjalanan menuju sekolah Randu, Randu dan Ibunya bercakap –
cakap membahas tujuan selanjutnya Randu setelah lulus dari bangku SMA.
Ibu
Randu : “ Nak, setelah lulus SMA ini
kamu mau kuliah dimana dan mau ambil
jurusan apa ? “
Randu : ( Randu terdiam dan merasa
bingung dengan pertanyaan Ibunya )
Ibu
Randu : “ Low, kok diam saja ?,
jawab nak pertanyaan Ibu.”
Randu : “ Maaf Bu, saya bingung untuk
menjawab pertanyaan Ibu. “
Ibu
Randu : “ Looo, bingung kenapa nak ?
“
Randu : “ Apakah keluarga kita mampu Bu,
sedangkan kuliah itukan butuh biaya
yang tidak sedikit.
Sedangkan kita untuk makan saja susah. “
Ibu
Randu : “ Ingat nak nasehat ayahmu
dulu, ayah kamu selalu berkata “ Barang siapa
yang bersungguh –
sungguh pasti akan berhasil “ ingat tidak kamu. “
Randu : “ Iya sih Bu, Tapiii..... “
Ibu
Randu : “ Tidak usah tapi – tapian,
kamu harus yakin bahwa kamu bisa kuliah. Kan
sekarang banyak
program biasiswa. Kamu bisa memanfaatkan itu. Caranya
kamu harus
berprestasi dikampus, dan selalu mendapat nilai baik.
Tak beberapa lama percakapan antara
Randu dan ibunya harus selesai, karena mereka berdua telah sampai disekolah
Randu. Kursi – kursi yang disediakan panitia untuk tamu undangan hampir penuh
diisi oleh tamu – tamu undangan. Akhirnya Randu dan Ibunya mendapat kursi
paling belakang. Setelah tamu undangan semua hadir akhirnya acara perpisahan
pun dimulai. Acara dimulai dari sambutan – sambutan, dan dilanjutkan acara
hiburan. Setelah acara sambutan – sambutan dan hiburan selesai, sekarang tibalah
saatnya penggumuman nilai terbaik hasil UNAS. Semua tamu udangan tiba – tiba
menjadi panik seketika. Pembawa acara membacakan urutan ketiga sampai pertama.
Nilai terbaik ketiga dengan nilai
55,02 diraih oleh Rani kelas 3 IPA 1. Semua tamu undangan langsung pertepok
tangan. Selanjutnya untuk nilai terbaik kedua dengan nilai 56,77 diraih oleh
wulan dari kelas 3 IPS 2. Semua tamu undanganpun serendak bertepuk tangan atas
nilai yang didapat wulan. Dan yang terakhir inilah yang ditunggu – tunggu oleh
semua tamu undangan, yaitu pengumuman siapa yang mendapat nilai terbaik
disekolah kita ini. Semua tamu undanganpun ikut penasaran menunggu pengumuman
tersebut. Tak terkecuali dengan Randu dan ibunya. Bahkan dulunya Randu yang
terkenal sebagai anak yang selalu tenang dan optimis, sekarang rasa tenang dan
optimisnya mulai hilang. Karena dibenak pikiranya dia pasti tidak akan dapat
peringkat yang pertama, kerena peringkat ketiga dan kedua diperoleh siswa
perempuan. Pasti untuk peringkat pertamapun diperoleh oleh siswa perempuan
menurut pemikirannya. Melihat kecemasan anaknya Ibu Randu berusaha menenangkan
hati Randu. Setelah semua tamu undangan menunggu dengan harap – harap cemas,
akhirnya pembawa acarapun, membacakan nilai terbaik peringkat pertama dikelas
Randu. Tak diduga dan tak disangka nilai terbaik peringkat pertama diraih oleh
Randu. Semua tamu undangan yang hadir semua bertepuk tanggan dengan meriah. Tak
hanya juara 1 disekolahannya, tetapi nilai yang didapat Randu menjadi peringkat
pertama hasil UN terbaik di Jawa Timur. Randu mendengar berita tersebut
langsung sujud syukur. Mata Ibuya pun ikut berkaca – kaca atas prestasi yang
telah didapatkan anaknya tersebut.
Tak berapa lama kemuadian Randu
disuruh naik keatas panggung untuk menerima piagam sekaligus memberikan
sambutan atas keberhasilannya tersebut. Dalam penyampaian sambutannya tersebut
Randu mengungkapkan bahwa dia tidak percaya, dia akan mendapatkan nilai terbaik
disekolahnya, bahkan ditingkat Jawa Timur. Karena dia merasa bahwa
disekolahannya masih banyak siswa – siswa yang lebih pandai dan lebih
berprestasi dari pada dirinya. Tapi sekali lagi dia juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, karena dia merasa keberhasilan ini mustahil dia raih
tanpa bantuan orang lain. Setelah acara penyerahan piagam dan mendali selesai,
akhirnya acara perpisahanpun ikut selesai.
Setelah acara perpisahan selesai
Randu dan Ibunya pun bergegas untuk kembali pulang kerumah. Disepanjang
perjalanan pulang, dia masih tidak menyangka bahwa dia bisa mendapatkan
prestasi ini. Kerena dia masih merasa bahwa banyak teman – temannya yang pandai
dan lebih kaya darinya. Tapi mungkin inilah jawaban dari Do’a – Do’a ku dan
usaha- usahaku selama ini. Dia sangat senang atas prestasi yang dia dapatkan,
dia ingin cepat – cepat sampai kerumah untuk memberi tahu kabar gembira ini
pada adiknya.
Setelah menempuh perjalanan kurang
lebih 50 menit dengan mengendarai sepedahnya, akhirnya Randu dan Ibunya sampai
dirumah. Randu dan Ibunya langsung disambut oleh adiknya yang sudah berdiri
didepan pintu. Setelah masuk kerumah Randu menceritakan prestasi yang telah
diraih kakaknya tersebut. Setelah mendengar cerita tersebut adik Randu, wulan
merasa sangat senang dan bangga dengan prestasi kakaknya tersebut. Dalam
hatinya dia juga berniat ingin seperti kakaknya atau bahkan melebihi prestasi
kakaknya tersebut.
Besok harinya setelah bangun tidur,
sebelum Ibunya pergi untuk mencari nafkah, Randu bertanya pada ibunya.
Randu : “ Maaf bu, apakah Randu boleh
bertanya tentang sesuatu hal kepada Ibu ? “
Ibu
Randu : “ Iya nak, silahkan Randu
mau tanya soal apa ? “
Randu : “ Apakah Ibu serius menginginkan
Randu untuk lanjut sekolah kebangku
kuliah ? “
Ibu
Randu : “ Emangnya Ibu pernah
bercanda kalau soal pendidikan anak – anaknya ? “
( sambil tersenyum )
Randu : “ Enggak Bu “
Ibu
Randu : “ Makanya, Ibu serius nak
menginginkan kamu kuliah. Soal biaya kamu
jangan khawatir,
Ibu akan berusaha sekuat mungkin untuk membiayai
kamu. Tapi ingat pesan Ibu,
dibangku kuliah itu pergaulannya bebas kamu
harus pandai –
pandainya mencari teman dan satu lagi kamu juga harus
mampu berprestasi
dibangku kuliah seperti dibangku SMA dulu.
Randu : ( Mendengar jawaban Ibunya Randu
menjadi bersemangat dan matanya
tampak berkaca –
kaca ) “ Iya bu, Randu akan berusaha sekuat dan segiat
mungkin agar kelak
dibangku kuliah Randu dapat meraih Prestasi. “
Ibu
Randu : “ Iya nak, Ibu juga berharap
seperti itu, ngomong – ngomong kamu sudah
menentukan kampus
mana dan mau ambil program studi apa dalam kuliah
tersebut ? “
Randu : “ Sudah Bu, saya ingin di
universitas negeri malang mau ambil prodi PGSD.
Kan kalau di malang
dekat dengan Jember jadi saya tiap bulan bisa pulang
menjenguk Ibu. “
Ibu
Randu : “ Iya nak, apa yang kamu inginkan
selagi itu baik untuk kamu pasti Ibu
dukung dan ridhoi. “
Tak berapa lama kemudian jam dinding
telah menunjukkan pukul 06.00, akhirnya Ibu Randu bergegas untuk mengambil
sepedah, untuk digunakan pergi kedesa sebelah untuk mencari nafkah. Randu
selanjutnya pergi kedapur untuk memasak, buat makan siang dan malam
keluarganya. Ibunya tadi berpesan agar hari ini Randu memasak tumis kangkung
beserta lauknya yang terdiri dari tempe dan tahu goreng. Biarpun makannya
sederhana tapi Randu sangat bersyukur karena hari ini dia dan keluarganya masih
bisa makan. Setelah kegiatan memasak selesai, Randu membanggunkan adiknya untuk
sarapan. Tetapi Randu tidak ikut bersarapan bersama adiknya, dia takut jika dia
ikut sarapan untuk makan siang dan malam takutnya tidak ada makanan. Jadi dia
harus kuat menahan lapar sampai nanti siang.
Setelah pekerjaan rumah semua
selesai, Randu pun mengambil sebuah sabit didapur dan bergegas pergi kehutan
untuk mencari kayu bakar. Sebelum pergi Randu menasehati adiknya untuk tetap
dirumah dan menjaga rumah. Setelah berpamitan dan menasehati adiknya, Randu pun
berangkat pergi kehutan untuk mencari kayu bakar. Kayu bakar yang dikumpulkan
Randu kalau sudah terkumpul banyak maka akan dia jual kepasar.
Setelah perjalanan kurang lebih 30
menit akhirnya Randu sampai dihutan. Setelah sampai dihutan Randu pun mulai
kegiatannya untuk mencari kayu bakar. Dengan semangat dia mencari, memilah satu
per satu kayu yang bisa dijadikan kayu bakar. Randu dalam mencari kayu bakar
tak pernah membuat kerusakan hutan karena kegiatannya tersebut, dia hanya
mengambil ranting dan cabang pohon yang telah kering dan terjatuh. Setelah kayu
yang dicari sudah terkumpul cukup banyak, dan haripun sudah mulai gelap, Randu
pun memutuskan untuk pulang. Setibanya dirumah Randu langsung disambut Ibunya
didepan rumah. Randu pun merasa senang atas perhatian dari Ibunya.
Seusai Randu mandi dan sholat magrib
secara berjamaah Randu dan keluarganya selanjutnya makan malam bersama. Ketika
makan malam tiba – tiba Randu berbicara pada Ibunya, bahwa dia ingin minta ijin
besok dia akan pergi kemalang. Dia pergi kemalang karena dia ingin melihat
informasi apakah dia diterima di kampus tersebut ataukah tidak. Ibunya pun
mengizikan, dengan syarat Randu harus berhati – hati diperjalanan.
Pagi – pagi sekali Randu pun bangun
untuk mempersiapkan barang – barang yang akan Randu bawa kemalang. Takutnya
kalau bangunya kesiangan nanti dia akan ketinggalan kereta., apalagi jarak
stasion sama rumah Randu juga cukup jauh. Setelah semua persiapan telah
selesai, Randu pun berpamitan dengan Ibunya untuk berangkat kemalang. Sebelum
berangkat kemalang Randu minta do’a restu agar dia selamat sampai tujuan dan
hasil penggumumannya dia bisa diterima dikampus tersebut.
Randu pergi kemalang dengan uang
saku yang pas – pasan, karena Ibunya tidak punya banyak uang untuk memberikan
uang saku pada Randu. Bahkan tabungannya dikorbankan untuk uang saku pergi
kemalang. Setelah berpamitan dan semua barang yang akan dibawa randu telah selesai
ditata Randu pun bergegas pergi ke stasion. Randu pergi kestasion diantar
Ibunya naik sepeda. Sesampainya distasion Randu pun masuk kegerbong kereta,
karena kereta yang akan dinaiki Randu sebentar lagi sudah mau berangkat.
Setelah menempuh perjalanan kurang
lebih 3 jam dengan kereta kelas ekonomi Randu pun akhirnya sampai dimalang.
Randu sanggat senang karena baru kali ini Randu pergi ke malang dan baru kali
ini pula dia merasakan bisa naik kereta. Sesampainya dimalang Randu langsung
mencari masjid untuk istirahat sebentar dan sambil menunggu waktu dhuhur.
Setelah selesai beristirahat sebentar dan sholat dhuhur Randu pun pergi
kekampus untuk melihat penggumuman hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru. Tak
diduga tak disangka ternyata dari beribu – ribu siswa yang daftar untuk bisa
diterima dikampus itu. Randu masuk sebagai salah satu siswa yang diterima
dikampus tersebut melalui jalur beasiswa. Jadi selama kuliah nanti Randu
dibebaskan dari uang semester, bahkan tiap bulan Randu mendapatkan uang dari kampus
sebesar Rp. 1.000.000,- . Randu pun langsung sujud syukur melihat hasil
pengumuman tersebut, dia tak menyangka bahwa dia bisa diterima dikampus
impiannya sejak kecil. Dia tak sabar ingin memberitahukan kabar gembira ini
pada Ibu dan adeknya dirumah.
Tamat...............
Nama : Dani Darmawan
NPM : 14.1.01.10.0020
Kelas : 2H PGSD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar